Umum  

KONSEPSI NTB dan PATTIRO Gelar Diskusi Persiapan Pembentukan Kelompok Kerja Pembangunan Berketahanan Iklim Kabupaten Lombok Timur

Lombok Timur – KONSEPSI NTB bersama PATTIRO melalui Program Voice  for Inclusiveness Climate Resilience Actions (VICRA) gelar “Diskusi Persiapan Pembentukan Kelompok Kerja Pembangunan Berketahanan Iklim Kabupaten Lombok Timur, Kamis (28/4). 

Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, yaitu: BAPPEDA Kabupaten Lombok Timur, BPBD, Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Kelautan dan Perikanan,  Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, DP3AKB dan Dinas Ketahanan Pangan serta Perguruan Tinggi.

Kegiatan tersebut juga mengacu pada Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) yang sejalan dengan Kebijakan Pembangunan Berketahanan Iklim (KPBI) 2020-2045 yang dikeluarkan oleh Bappenas.

Dalam sambutannya, Dr. Moh. Taqiuddin menjelaskan tujuan diskusi tersebut adalah untuk mengidentifikasi lembaga atau forum pembangunan yang berketahanan iklim.

“Diskusi ini selain untuk mencari peluang dan dinamika terkait isu ketahanan iklim, juga bertujuan untuk membahas dan mengidentifikasi lembaga-lembaga atau forum-forum pembangunan berketahanan iklim serta diharapkan dapat membangun komitmen untuk Pembangunan berketahanan iklim. Sehingga dapat terbentuknya kelompok kerja kebijakan pembangunan berketahanan iklim yang berfungsi komunikasi. Tentunya Dengan melihat RPJMN 2020-2024, pernyataannya sudah dijelaskan dalam bab 7 terkait pembangunan berketahanan iklim,” terang Taqiuddin.

Melalui pelaksanaan kegiatan tersebut, harapannya akan teridentifikasi kegiatan-kegiatan yang terkait dengan adaptasi perubahan iklim, baik yang dilakukan oleh OPD terkait maupun oleh pihak lain sepeti NGO, perguruan tinggi dan masyarakat. Termasuk berbagai hambatan dan permasalahan yag dihadapi dalam implementasi program serta untuk merumuskan langkah-langkah strategis solusi yang mendukung effektivitas pelaksanaan kegiatan agar pemahaman publik mengenai perubahan iklim lebih massif. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *