massmedia.id, Lombok Timur – Komunitas Senine Lombok Timur akan menggelar pameran seni dalam waktu dekat ini. Pameran ini menjadi persentasi karya yang spesial bagi komunitas Senine Lombok Timur. Karena pada pameran ini, Komunitas Senine akan mengadakan pameran secara marathon pada dua lokasi secara bergantian, pertama di Weeday kedai n art gallery, yang akan dilangsungkan pada 27-31 Maret 2021. Dan lokasi yang kedua akan di langsungkan di Rumah Kucing Montong (ERKAEM) Montong, Lombok Barat pada tanggal 3-4 April 2021. Pameran pada dua lokasi yang secara simultan di tengah pandemi, tentu merupakan sebuah tantangan besar. Dipilih sebagai kurator pameran ini, Sasih Gunalan yang merupakan Kurator Nusa Tenggara Barat dan dosen salah satu perguruan tinggi di kota Mataram. Tema pameran kali ini dipilih kurator bertajuk “ Nol Kecil” Representasi Gerak Seniman Pinggir.
Dalam pengantar kuratornya Sasih Gunalan menuliskan bahwa, Nol Kecil merupakan pameran penting untuk memberikan ruang kepada seniman pinggiran Lombok Timur dalam mempresentasikan karya-karyanya. Istilah Nol Kecil merupakan istilah yang dipinjam kurator untuk memberikan opsi kepada para seniman, terkait keberadaan mereka dalam peta kesenian yang ada. Istilah Nol juga kerap diasosiasikan untuk dipadu padankan dengan arti kata “kosong”. Dua kata tersebut (nol dan kosong), sejatinya merupakan dua suku kata berbeda dengan pemaknaan yang tentu berlainan juga. Nol adalah “bilangan yang dilambangkan dengan 0; tidak ada kenyataannya; tidak ada hasil”, sedangkan kosong bermakna “tidak berisi; tidak berpenghuni; berongga dan hampa. Dalam filosofi agama, angka 0 bisa diartikan sebagai kembalinya diri terhadap penyucian jiwa dan ketulusan hati, sehingga 0 merupakan titik keikhlasan dan penyerahan, mengosongkan dan merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Proses penyadaran diri, tentang nol tidak jarang menghantarkan setiap individu pada posisi “pengenalan” keberadaannya sendiri. Dan kiranya hal inilah yang mendasari lima belas perupa Lombok Timur, mengetengahkan keberadaan mereka pada medan kesenian yang ada. Lombok Timur dengan segala potensi seniman yang dimiliki, pernah menjadi tonggak seni rupa Lombok, melalui komunitas-komunitasnya. Dan kini, regenerasi gagasan berfikir untuk membangun ruang komunal kesenian, terus dihidupkan Komunitas Senine melalui perhelatan pameran bertajuk “NOL KECIL” representasi gerak seniman pinggir. Representasi gerak seniman pinggir, merupakan pemaknaan atas keberadaan seniman-seniman dan komunitas di luar lingkaran epicentrum kesenian yang berada di kota Mataram.
Nol Kecil, sebagai tema pameran ini dapat dimaknai sebagai “kelas kecil” bagi mereka, para perupa yang “baru” mulai menapakkan aktivitas berkesenian mereka dalam medan yang lebih luas. Varian karya pada pameran ini, mengindikasikan semangat dan varietas gagasan estetik yang coba mereka sajikan, kepada apresian untuk dibedah, dikritisi atau dibaca kembali. Pengalaman dan kemampuan mengolah karsa adalah modal para seniman komunitas ini, untuk memunculkan berbagai subject mater dan tema karya, seperti yang dapat kita simak dalam pameran kali ini. Semoga pameran ini, memberikan isyarat kepada kita, tentang spirit berkesenian para perupa “pinggiran” ini. Dan waktu akan menguji eksistensi dan kesungguhan mereka untuk bisa hidup dan menghidupi diri mereka dengan kesenian. (MM)