Umum  

Kisah Anak Kampung Ingin Bertemu Presiden

Oleh: Mahsan

Dari tahun 2011 saya pengen sekali bertemu langsung dengan presiden RI yang waktu itu dijabat Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono sebagai wakil. Keinginan ini terus saya tanamkan dalam hati, terus saya pupuk dengan ikhtiar mencari cara atau jalan bagaimana caranya supaya bisa bertemu dengan Presiden.

Motivasi saya ingin bertemu dengan orang nomor satu di negara ini adalah ingin membuktikan bahwa anak kampung itu bisa seperti anak-anak yang hidup di kota. Dengan memiliki harapan, keinginan, serta cita-cita yang besar. Saya seorang anak kampung yang lahir di ujung pulau Lombok Timur bernama Dusun Pulur, Desa Labuhan Pandan Kecamatan Sambelia yang tergolong daerah 3T sampai sekarang. Tapi walaupun saya dari kampung, mimpi saya tidak pernah kampungan. Saya tidak mau kalah dengan orang-orang lain dalam bermimpi, karena semua orang bisa bermimpi. Itu salah satu modal yang saya miliki.

Dari tahun 2011 saya pupuk keinginan untuk bertemu Presiden. Waktu itu saya masih duduk di kelas 2 MTs. Mu’allimin NW Pancor. Sampai saya lulus dan masuk lagi di MA. Mu’allimin NW Pancor. Pada tahun 2014 ada event Nasional yang akan dilaksanakan di Lombok, tepatnya di Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur. Dan beritanya, Presiden akan datang untuk membuka event Nasional itu. 

Saya sangat senang mendengar itu, karena sebentar lagi keinginan saya akan terwujud untuk bertemu Presiden. Hari yang saya tunggu-tunggu pun datang. Waktu pulang sekolah saya tidak langsung pulang kos tapi saya langsung ke Labuhan Haji menggunakan seragam sekolah supaya bisa segera ketemu Presiden.

Masyarakat sepanjang jalan ramai menyambut orang nomor 1 di negara ini berdiri di pinggir jalan. Karena akses jalan ditutup, hanya rombongan Presiden saja yang datang jadi saya tidak bisa melanjutkan perjalanan saya menuju lokasi event. Tapi waktu saya berdiri di pinggir jalan, kaca pintu mobil kebuka, dan ternyata bukan Presiden yang datang tapi cuma wakilnya Boediono. Pak Boediono pun melambaikan tangan untuk menyapa. Dalam hati saya berkata “yahhhh cuma wakilnya” tapi tidak apa-apa sedikit tidak saya bisa liat orang nomor 2 di Republik ini dan saya pun pulang ke kos.

Tahun 2015 lulus dari Aliyah dan keinginan saya pun belum terwujud untuk bertemu Presiden. Sampai berganti kepemimpinan  negara ini dipimpin oleh Ir. Joko Widodo. Apakah keinginan saya pudar? Tidak! Keinginan saya terus terpupuk.

Pada tahun 2018 presiden Joko Widodo berkunjung ke Lombok dalam acara kunjungan kerja. Kebetulan beliau akan mengunjungi salah satu makam Pahlawan Nasional yang ada di Lombok di mana makam Pahlawan Nasional itu berada dalam komplek kampus saya yaitu Universitas Hamzanwadi.

Waktu Presiden datang, masyarakat dan banyak santri menyambut sang presiden sampai berdesak-desakan. Karena saking ramainya masyarakat dan santri ingin bertemu dan salaman sama presiden saya pun mundur tidak mampu untuk berdesak-desakan.

“Gagal lagi deh ketemu Presiden Indonesia.”

Tapi tetap saya pupuk mimpi itu sambilan mencari jalan atau cara untuk bertemu Presiden. Dan pada akhirnya setelah lama menunggu, pada tahun yang sama yaitu 2018 bulan November saya diundang langsung oleh presiden untuk bertemu di istana negara Bogor. Saya sangat bersyukur dan senang sekali, rasanya saya seperti mendapat uang kaget. 

Tapi sebelum bertemu Presiden itu ada proses yang harus saya jalani. Karena yang mempertemukan saya dengan presiden itu sebuah event yang dilaksanakan oleh Ma’arif institute Jakarta. Jadi saya harus ikuti prosesnya untuk bisa lolos mengikuti event Nasional yang diberi nama Indonesia Milenial Movement.

Waktu itu saya bersaing bersama anak-anak muda se-Indonesia sebanyak 1.500 orang, yang lolos tahap administrasi cuma 700 orang dan yang 700 orang itu akan diseleksi lagi menjadi 100 orang. Nah 100 orang itulah yang berangkat ikut kegiatan itu dan dibiayai full dari keberangkatan, penginapan dan kepulangan.

Dan Alhamdulillah dari 100 orang itu ada saya salah satunya. Setelah menyaingi 1. 500 orang saya pun lolos untuk mengikuti event nasional yang akan mewujudkan keinginan saya itu, yaitu ketemu sama presiden.

Akhirnya Sampai Jakarta dan menginap di Aryaduta Hotel Jakarta Pusat sekaligus lokasi eventnya di sana. Saya bertemu dengan anak-anak muda hebat se-nusantara dari Sabang hingga Merauke. Dan hari yang saya tunggu-tunggu pun datang, yaitu bertemu Presiden. Kami dikirimi undangan secara khusus di Sekretariat Kabinet, jadi 100 orang itu diundang secara pribadi oleh presiden untuk bertemu beliau di Istana Kepresidenan RI Bogor.

Sampai di sana saya pun bertemu dengan Presiden dan menteri-menterinya. Kami dikasih pembekalan oleh Presiden untuk menjaga perdamaian, persatuan dan kesatuan di negeri ini. Menangkal radikalisme, terorisme, dan ekstrimisme. Kami disuruh mengkampanyekan toleransi di negeri Bhineka Tunggal Ika ini. Dan kami pun yang 100 orang siap untuk menebarkan perdamaian di negeri ini.

Setelah Pak Presiden memberikan kami pembekalan, kami photo bareng bersama presiden dan jajaran menteri yang hadir. Ketika menuju lokasi photo di halaman depan istana, saya salamin langsung ke presiden dan mengucapkan “Pak saya dari Lombok” beliau merespon “Wah dari Lombok, masih gempa di sana?” saya pun jawab “Masih Gempa susulan Pak”. Memang waktu itu Lombok sedang mengalami musibah gempa yang sangat besar.

Akhirnya kami berfoto bersama yang diliput oleh semua media tv dan media cetak Nasional. Setelah itu kami kembali ke hotel untuk melanjutkan kegiatan. 

Dan perlu teman-teman ketahui, bukan hanya dengan Presiden saya bertemu tapi saya juga bertemu dengan Najwa Shihab, yang di mana saya ngefans banget sama yang namanya Najwa Shihab. Bahagianya aku waktu itu.

Jadi teman teman semua. Saya ingin katakan, “jangan pernah takut untuk bermimpi atau membuat keinginan karena ketika kita sudah ingin maka Allah akan memberikan ribuan langkah untuk menggapai keinginan atau mimpi itu.

Penulis adalah:

1. Training and Project Manager of Nathan Indonesia
2. Founder Fisabilillah for Humanity and Society
3. Ketua Biro Pengkaderan PW IPNWDI Provinsi NTB .
4. MRI_ACT Lombok Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *