Lombok Timur – Melakukan evakuasi terhadap sarang lebah dan ular berbisa, tentu suatu hal yang sulit atau menakutkan bagi sebagian orang, jika mereka tidak memiliki keahlian khusus.
Namun hal tersebut bukan hal sulit bagi Tim Rescue Damkarmat Kabupaten Lombok Timur. Meski Tim Rescue Damkarmat memiliki keterbatasan alat pelindung diri, namun itu bukan menjadi alasan utama. Karena Tim Yudha 1 melakukan dengan sukarela demi memberikan keselamatan bagi orang lain.
Komandan Regu 1 Damkarmat Abdul Aziz mengatakan kepada massmedia Kamis 6 Oktober 2022, keahlian menangani sarang lebah atau tawon dan ular berbisa didapat saat ia ikut pelatihan penanganan hewan berbahaya selama dua Minggu. Dirinya termasuk 8 orang perwakilan dari Provinsi NTB yang dikirim berlatih di Cibubur tahun 2018 yang lalu.
Menurut Pria asal Kotaraja ini, mengevakuasi sarang Tawon dan Ular berbisa merupakan sesuatu yang tidak mudah. Sehingga ia dan Tim berusaha sekuat tenaga untuk membantu masyarakat. “Karena kebanyakan masyarakat bingung apabila ada sarang tawon atau ular berbisa di lingkungan rumah,” terangnya.
Aziz mengabdi di Damkar Lotim sejak 2019. Ia mengabdikan dirinya untuk masyarakat yang membutuhkan jasa Tim Rescue Damkar Lotim.
“Silahkan bisa menghubungi Mako Damkarmat di nomor telepon 081 859-3364-5005, Kemudian, laporan itu direspon oleh Tim untuk dilakukan penanganan,” terangnya.
“Kalau evakuasi Tawon yang seharusnya menggunakan APD tawon tapi kita belum ada sedang diusahakan, untuk sementara pakaian pemadam kebakaran. Ketika ada panggilan evakuasi tawon, kami cukup menggunakan helm fullface, APD Pemadam. Harapannya ke depan dilengkapi dengan APD standar baik untuk evakuasi reptil maupun Tawon,” harapnya.
Dalam evakuasi sarang tawon itu biasanya dilakukan pada malam hari karena untuk mengambil sifat tawon yang lebih memiliki sifat pasif.
“Alasan evakuasi malam hari itu karena kalau pagi sampai sore hewan itu masih ada yang keluar dan belum kembali ke sarangnya. Juga jika pagi-sore tawon sedang aktif-aktifnya ketika kondisi terang dan kekhawatiran akan menyerang siapapun di sekitar, terlebih jika sarangnya sudah rusak.
Pada Malam hari jika menggunakan alat penerangan/senter yang terang tawon akan mulai keluar sarang dan mulai menyerang. Makanya kami menggunakan senter warna merah jadi tidak begitu agresif ketika kena cahaya merah,” jelasnya.
Tim melakukan evakuasi tawon maupun ular berbisa tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) khusus, melainkan hanya memakai sarung tangan, hook/stick ular, karung atau box plastik pakaian dinas Damkar sehari hari lengan panjang dan kaca mata ataupun helm, sedangkan kalau evakuasi tawon memakai penyemprot serangga.
Meski demikian, ia menyebutkan jika menangani ini menginginkan pakaian alat pelindung diri, namun karena belum ada sehingga memakai dengan alat seadanya. Walaupun begitu, rasa semangat tim tidak pernah surut dan tetap mengutamakan keselamatan yang harus dijaga oleh Timnya.
Selama ini, dalam satu bulan, rata-rata Tim Rescue Damkar melakukan evakuasi sekitar 3 hingga 5 laporan kadang lebih, mulai dari sarang tawon maupun ular berbisa.
Bagi Aziz (37) ancaman gigitan ular dan tersengat tawon ketika evakuasi merupakan hal biasa yang dialami oleh Tim. Karenanya dapat dijadikan pengalaman dan harus lebih hati-hati serta waspada ketika melakukan evakuasi.
Menurut Bapak satu anak ini, bahwa Hewan reptil khusus ular ada jenis ular yang menggunakan APD khusus seperti ular kobra harus menggunakan kacamata safety, minimal ketika berhadapan sama ular harus menggunakan sepatu, celana panjang, baju lengan panjang.
“Jenis ular yang sering dievakuasi seperti ular Piton, ular kobra jawa, ular tikus, dan ular hijau ekor merah (viper hijau),” tutupnya. (Asbar)