Umum  

Kedatangan Jenazah PMI Tewas Tertembak di Malaysia Disambut Isak Tangis Keluarga dan Warga

Lombok Timur – Pemulangan jenazah Pekerjaan Migran Indonesia (PMI), Gafur (32), disambut keluarga dan masyarakat dengan isak tangis. Gafur adalah PMI asal Dusun Kecego Daya Desa Waringin Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur tewas tertembak suku pedalaman saat bekerja di perkebunan sawit di Malaysia.

Tangisan kesedihan keluarga pecah saat mobil ambulan Jenazah sampai di lokasi pukul 12.00 Jumat (9/8). Sejumlah masyarakat pun berhamburan keluar menyambut dan melihat langsung kotak Jenazah Almarhum Gafur yang dikeluarkan dari dalam mobil Ambulan yang baru sampai. 

Hadir saat penyambutan kedatangan Jenazah antara lain, BP3MI NTB Noerman Adhiguna, Kadis Disnakertrans Lombok Timur Muhammad Khaeri, Kadis Sosial Suroto, pengurus LIBMI, Ketua SBMI, Camat Suralaga, Kepala Desa serta lembaga pemerhati lainnya dan masyarakat. 

Kepada para awak media, Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTB Noerman Adhiguna menjelaskan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia melakukan penangan untuk memproses pemulangan almarhum Gafur. Berdasarkan surat keterangan dari KBRI perwakilan di Malaysia bahwa almarhum Gafur meninggal akibat luka tembakan di dada. Terkait peristiwa itu, pihak KBRI masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

“Informasinya, luka akibat tembakan. Jumlah peluru belum belum disebutkan. Kami juga masih menunggu informasi dari perwakilan kita di Malaysia, ucap Noerman Adhiguna.

Dikatakannya, proses pemberangkatan pemulangan Jenazah almarhum Gafur dari Negara Malaysia dilakukan pada tanggal 7 Agustus 2024. Proses pemulangannya dari Malaysia melalui jalur darat sampai di Pontianak Kalimantan Barat.

Selanjutnya, dari Pontianak Jenazah diterbangkan dan transit di Jakarta. Setelah itu, dari bandara Jakarta Jenazah almarhum diterbangkan ke bandara internasional Lombok. Setelah itu, dari bandara dengan menggunakan ambulan Jenazah almarhum langsung dibawa ke kampung halaman almarhum ini.

“Pemulangan dilakukan melalui jalur darat ke Pontianak. Dari Pontianak diterbangkan ke Jakarta ke Bandara Internasional Lombok,” terangnya.

Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lombok Timur M. Khaeri mengatakan proses pemulangan Jenazah PMI formal maupun non formal perlu ada proses untuk mengetahui kebenaran kalau ada peristiwa kecelakaan, termasuk juga proses otopsi serta beberapa proses administrasi lainnya. 

Hal itu dilakukan untuk mengetahui kebenaran informasi peristiwa tersebut dan harus ada pengesahan dari pemerintah setempat dan baru selanjutnya jenazah  bisa pulangkan.

“Jadi kalau baru kejadian dan kita pulangkan langsung, maka Kerajaan Malaysia tidak tahu sebab sebenarnya,” katanya.

Dijelaskan, setelah mendapatkan informasi, Disnakertrans Lombok Timur bersurat ke BP3MI NTB. Berikutnya BP3MI NTB meneruskan ke BP3MI Pusat dan diteruskan ke KBRI di Malaysia.

Selanjutnya KBRI di Malaikat melakukan pencarian titik lokasi kejadian itu. Setelah diketahui titik koordinat baru terdeteksi kalau PMI berangkat secara formal atau tidak formal. Sementara kalau berangkat secara formal tentu akan ada pihak PT yang akan bertanggung jawab untuk proses sampai pemulangan. Tapi kalau tidak prosedural (tidak resmi), maka pihaknya akan lakukan negosiasi dalam proses pemulangan.

“Alhamdulillah majikan tempat bekerja bertanggung jawab sampai pemulangan almarhum sampai di rumah,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *