Lombok Timur – Ratusan Masyarakat setiap harinya berdatangan untuk mendulang emas, di sepanjang sungai Kali Bendung mulai dari sumber Air Pancor Raden 500 Meter ke hilir sungai.
Emas tersebut pertama kali ditemukan oleh Aryadi penduduk setempat. “Sebetulnya ini iseng dirinya dengan niat mencari besi atau logam. Namun tanpa disangka ia melihat butiran dan lempengan kuning. “Pertamanya tidak yakin kalau itu adalah emas, waktu itu Saya sendirian dikira oleh Masyarakat di sini orang gila. Setelah itu ada teman yang lain ikut, bahkan banyak orang lain juga ada yang mendapatkan lempengan dan butiran-butiran emas, berupa cincin, berupa stupa Borobudur,” tuturnya.
Ia dan teman-temannya mendulang emas hampir dua bulan. Baru dua Minggu ini ratusan orang mencari keberuntungan untuk mendapatkan emas di sini. Bahkan Ia membelinya dari mereka. “Diperkirakan keseluruhan menambang kalau ditotalkan sudah mendapatkan uang puluhan juta dari emas yang didulang selama hampir dua bulan ini,” kata Aryadi.
“Ramainya Masyarakat ini setelah salah seorang yang datang ke sini memfoto lalu mengekspos melalui medsos akhirnya berbondong-bondonglah orang datang ke sini,” terangnya.
Sekdes Desa Kilang Lalu Herianto ketika ditemui di kantornya, Senin (25/11) kepada massmedia membenarkan penemuan emas tersebut. Ia dan staf desa yang lain menelusuri warga yang sudah mendapatkan emas tersebut, bukan emas mentah tetapi sudah berupa lempengan-lempengan dan butiran-butiran. “Mereka sudah jual kepada pengepul dengan harga normal,” tuturnya.
Lebih lanjut, kata Sekdes bahwa Pihak Pemdes Kilang merasa khawatir sehingga Forkompimcam Montong Gading terdiri dari Pemdes, Polmas, dan Babinsa melaksanakan rapat untuk antisipasi agar tidak terjadi gejolak di masyarakat. Terutama berdatangannya Masyarakat dari Kabupaten lain, Pringgarata Lombok Tengah, Sekotong Lombok Barat, mereka membawa peralatan lengkap, malam tadi Pemdes dan masyarakat melapor ke kepolisian dan selanjutnya mereka dibubarkan.
“Hasil Rapat koordinasi dengan Forkompimcam Beberapa point antara lain, pertama antisipasi keamanan. Kedua dikhawatirkan akan terjadi tambang liar yang merusak lingkungan. Ketiga karena ini adalah aliran sungai induk yang dikhawatirkan terjadinya kerusakan lingkungan karena di timurnya adalah tebing cukup tinggi. Serta adanya aduan dari pemilik lahan tanah di atasnya khawatir bisa terjadi longsor. Keempat ada mata air yang ingin kita selamatkan yaitu mata Air Pancor Raden yang mempunyai kadar PHnya sangat tinggi. Dan terakhir akan dibuat banner untuk sementara akan ditutup, sambil menunggu hasil pembicaraan dengan pihak Pemerintah Kabupaten Lombok Timur,” tegas Sekdes Lalu Harianto. (Asbar)