Forum Anak Lombok Timur Gelar Sosialisasi Anti Kekerasan dan Perundungan Terhadap Anak

Lombok Timur – Guna mencegah terjadinya kekerasan dan perundungan (bullying) pada anak dan remaja, PKBI NTB bersama Unicef dan Forum Anak Lombok Timur menggelar Aksi Lingkar Remaja di Kabupaten Lombok Timur berupa sosialisasi anti kekerasan dan perundungan terhadap anak.

Kegiatan yang mengusung tema “Bersama Cegah Kekerasan dan Bullying” tersebut digelar di Aula MA Hamzanwadi, Pancor Lombok Timur, Rabu 31 Mei 2023. Aksi tersebut diikuti ratusan santriwan dan santriwati MA. Hamzanwadi.

Aksi tersebut dibuka langsung Community Organizer (CO) Lingkar Remaja Kabupaten Lombok Timur, M. Husnul Wardi, S.Kom. Pada kegiatan tersebut disampaikan materi oleh Forum Anak Lombok Timur kepada ratusan santriwan dan santriwati.

Acara berlangsung meriah disertai tanya jawab antara Forum Anak Lombok Timur bersama santriwan dan santriwati terkait materi yang disampaikan narasumber yakni soal pencegahan kekerasan dan bullying di lingkungan sekolah.

“Kami dari Forum Anak Lombok Timur sangat mengapresiasi sekolah ini, terlebih antusias mereka dalam mengikuti sosialisasi ini,” jelas Muhammad Aditya R, selaku ketua Forum Anak Lombok Timur kepada media ini saat ditemui usai acara.

Aditya berharap melalui kegiatan seperti ini, ke depan bisa meminimalisir tingkat kekerasan dan bullying di lingkungan sekolah. Ia menilai tren senioritas di tingkat sekolah saat ini masih terus terjadi dan turun temurun dari generasi ke generasi.

“Seperti kita ketahui, trend senioritas itu dari dulu hingga kini di lingkungan sekolah itu masih ada, nah melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi ini, kita berharap hal itu bisa diminimalisir,”jelasnya.

Sementara itu, CO Lingkar Remaja Lombok Timur, M. Husnul Wardi mengatakan bahwa masalah kekerasan dan bullying pada anak di Kabupaten Lombok Timur masih kerap terjadi.

“Karena seperti yang kita lihat sekarang ini, bahkan di lingkungan pondok pesantren kerap terjadi kekerasan dan bullying, salah satunya kekerasan dan pelecehan seksual pada anak,” kata Husnul.

Sehingga kata dia, melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi seperti ini, minimal bisa memberi edukasi atau pengetahuan kepada para anak atau para santriwan dan santriwati baik di lingkup sekolah ataupun di luar sekolah.

“Nah, dengan kita nyasar pondok pesantren seperti ini, kita harapannya bisa meminimalisir dan mencegah terjadinya kekerasan dan bullying itu,” tutup Husnul. (wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *