Lombok Timur – Pada tahun 1990-an, Med Mugni (74) bergabung di Dinas Pariwisata, dan merasa sangat cocok bekerja sekaligus hobi. Dan secara kebetulan Bupati Sadir Saat itu menempatkannya pada bagian Pemasaran atau dulu sering menyebutkan Divisi Marketing, hobinya, yaitu memotret atau fotografi. Sering ditugaskan memotret kegiatan pemerintahan dan tempat Wisata yang belum terkenal menjadi dikenal.
Hasil fotonya itu disimpan di Kantor Bupati dan pendopo supaya dilihat oleh tamu-tamu yang berkunjung ke Lombok Timur. Pada saat itu, Dinas Pariwisata masih di bawah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda), dikatakan Med Mugni kepada massmedia Rabu (14/12).
Lebih lanjut,” kata Mugni, pada waktu itulah tempat Ia bertugas bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut, menggagas event besar yang disebut “Lomba Lintas Selat Alas” untuk perorangan dari Pulau Sumbawa berenang menuju Pulau Lombok, perhelatan itu tidak luput dari hobinya memotret pada setiap moment saat para peserta mengarungi lautan.
Event dari gagasan besar tersebut, dikatakan Med Mugni, pada Tahun 1996 saat itu mendapat perhatian dari pusat dan masuk pemberitaan Nasional, baik media televisi, radio, dan koran Nasional secara serentak.
“Lomba Lintas Selat ini digagas oleh Dinas Pariwisata Lombok Timur bekerja sama dengan TNI Angkatan laut yang ada di Mataram. “Lomba ini Termasuk Besar saat itu,” tegas mantan direktur Selaparang TV ini.
Korps Marinir DanLanal yang ada di Mataram gelar lomba renang untuk mengarungi Selat Lombok, pesertanya adalah para Marinir angkatan laut, “Renang merupakan ‘makanan sehari-hari’ bagi pasukan Marinir maupun pelaut lainnya, berenang merupakan dasar kompetensi mereka ketika masuk Angkatan Laut”.
“Menempuh jarak kurang lebih 30 km dari Dermaga Poto Tano Sumbawa menuju Pantai Tanjung Menangis Desa Pohgading Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur, karena dianggap jarak itu terdekat dan arusnya tidak terlalu besar,” terangnya.
DanLanal dan Kadis Pariwisata memimpin peserta Start awal dari Pototano dan Finish di pantai Tanjung Menangis Desa Pohgading.
Ia dan pak Kadis serta pejabat DanLanal mengikuti peserta menggunakan Kapal Ferry perjalanan ditempuh kurang lebih 2 jam, sudah sampai di lokasi Finish Pantai Tanjung menangis Pohgading.
Pada Tahun 1996 saat Kadis Pariwisata Seni dan Budaya (Parsenibud ) H. Hirsan, ini merupakan Program awal rintisan, kerja sama dengan DanLanal Ampenan jadi pesertanya prajurit TNI AL jumlahnya kurang dari 50 orang.
Dijelaskan oleh Med Mugni, event ini direncanakan semula untuk tingkat Regional dan Nasional tapi karena kondisi waktu tahun 1998 krisis moneter dan pergantian Presiden dari Soeharto ke Habibie, sehingga kelanjutan lintas selat Lombok sampai sekarang tidak terdengar lagi, yang ada hanya di selat Sunda dan Bali.
Lomba lintas Selat Lombok ini dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan penyelenggaraan berikutnya yang akan mengundang peserta se Nusantara dan menurut pihak Angkatan Laut (AL) waktu itu Selat Lombok ini layak untuk diselenggarakan Lomba renang lintas Selat,” jelasnya.
Dinas Pariwisata Seni dan Budaya (Parsenibud ) Saat itu pernah juga merencanakan untuk jarak yang lebih dekat dari Pulau Maringkik Tanjung luar. “Semoga hal ini menjadi acuan Pemerintah Lombok Timur khususnya Dinas Pariwisata, bekerjasama dengan Korp Marinir yang ada di Mataram untuk menangkap event dan gagasan besar Pemda Lotim dulu, agar event yang langka ini bisa mendunia, seperti halnya MotoGP,” harapnya. (Asbar)