Lombok Timur – Banjir adalah kejadian alam di mana suatu daerah atau daratan yang biasanya kering tiba-tiba menjadi terendam air. Secara sederhana, banjir dapat diartikan sebagai luapan air dalam jumlah besar ke lahan yang biasanya kering.
Curah hujan yang tinggi di Kaki Gunung Rinjani sangat berpengaruh terhadap potensi bencana banjir di suatu wilayah lainnya. Sebagian besar kasus banjir yang terjadi di seluruh Indonesia disebabkan oleh kondisi ini. Hujan yang ringan juga dapat menyebabkan banjir, tergantung pada kadar air tanah.
Curah hujan tinggi dapat memperluas zona risiko ke daerah yang sebelumnya aman dari banjir. Selain itu, kondisi ini juga meningkatkan erosi dan limpasan, menghilangkan lapisan tanah atas pertanian dan meningkatkan aliran polutan ke saluran air.
Pada hari Kamis (27/10) hujan mulai turun jam 14.00-17.45 WITA. Bendungan Ulem-ulem Desa Wisata Tetebatu kembali terjadi luapan besar.
Bendungan Ulem-ulem mulai meluap dari hari Senin 24 Oktober 2022, mengakibatkan jembatan yang menghubungkan Desa Tetebatu ke Desa Jeruk Manis terputus.
Bendungan ulem-ulem akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan warga di bawahnya disebabkan air sungai yang mengalir ke bendungan Ulem-ulem intensitasnya semakin besar yang biasanya bendungan Ulem-ulem ketinggian 6 meter, akibat curah hujan tinggi naik menjadi 12 meter lebih memenuhi bibir bendungan.
Kepala Desa Wisata Tetebatu Sabli, serta Sekdes Hermawandi mengerahkan semua kekawilan untuk memonitor wilayah masing-masing. Ada 5 wilayah yang terdampak yaitu wilayah Orong Gerisak, wilayah Lingkung Deye, wilayah Lingkung Tengak, wilayah Lingkung Lauk, wilayah Tetebatu. Bahkan akibat luapan bendungan ulem-ulem hari ini berdampak meluas ke wilayah Kotaraja dan Loyok.
Kawil Humaidi, mengatakan bendungan Ulem-ulem mulai meluap dari hari Senin 24 Oktober 2022 yang lalu, mengakibatkan jembatan yang menghubungkan Desa Tetebatu ke Desa jeruk manis terputus.
Lebih lanjut Kawil Orong Gerisak Desa Wisata Tetebatu mengatakan, curah hujan sudah terjadi selamat 4 hari sehingga bendungan terus meluap.
Dirinya dan Kawil lainnya siang malam selalu waspada dan terus menghimbau kepada Masyarakat di bawah bendungan untuk tetap waspada, karena air di bendungan terus naik, dikhawatirkan mengikis bendungan dan jebol. (Asbar)