Mataram – Unit Pelaksana Teknis Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (UPT BP2MI) NTB meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) melalui instansi terkait untuk menggelar pelatihan kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Hal itu sebagai tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Daerah dengan BP2MI NTB.
“Ini MoU kan sudah ditandatangani, jadi bagaimana tindak lanjut dari MoU ini, agar betul-betul pemda itu mempersiapkan pelatihan PMI ini melalui APBD,” jelas Kepala BP2MI NTB, Mangiring Hasoloan Sinaga di Mataram, Rabu (21/9).
“Tidak bisa banyak, tapi ya sesuai proporsinya lah, berapa aja dulu,” lanjutnya.
Sebelumnya pihak BP2MI NTB sudah membuat komitmen dengan seluruh Kepala Dinas se-kabupaten/kota di wilayah NTB untuk melakukan pelatihan, juga bekerjasama dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Lombok Timur.
“Itu kita sudah sepakat dan sampai akhir tahun dan kita sudah merencanakan pelatihan itu hingga tahun 2023,” jelasnya.
Sinaga menyebutkan, untuk tahun ini BP2MI NTB menggelar pelatihan PMI bagi 800 peserta yang bertempat di BPVP Lombok Timur. Sementara untuk tahun depan akan ditingkatkan menjadi 2000 peserta.
“BP2MI melakukan pelatihan untuk program Government to Government (G to G), penempatan untuk PMI Korea Selatan dan Jepang untuk tenaga perawat. “Nah, jadi ini sudah kita lakukan dengan BPVP Lotim Kemnaker,” kata Sinaga.
Sinaga menyebutkan, untuk pelatihan CPMI atau PMI dengan Jepang sudah dilatih satu angkatan dengan maksimal peserta 16 orang dan sudah lulus.
“Kemudian sekarang lagi pelatihan di sana satu angkatan lagi 16 orang, jadi ada dua angkatan. Kemudian untuk yang ke Korea, ada 8 angkatan, kali 16 satu paketnya (kelas, red), sekarang sedang berlangsung,” tuturnya.
Sinaga menjelaskan, untuk peserta pelatihan PMI tahun ini, sebagai persiapan untuk mengikuti seleksi pada tahun 2023 nanti.
“Artinya, ini persiapan, syarat untuk 2023 yang dibutuhkan. Karena PMI harus berkompetensi, bisa berbahasa Jepang dan Korea. Nah, syarat itu nanti untuk dilakukan seleksi,” jelasnya.
Sementara, untuk peserta pelatihan yang sekarang atau pada tahun 2022 baik yang sudah lulus atau sedang proses pelatihan di BPVP Lotim adalah peserta yang daftar pada tahun 2021 kemarin.
“Kalau yang sekarang kan sedang proses yang daftar di tahun 2021 kemarin, karena ini kan udah numpuk karena pandemi.” jelasnya. (wan)