Air Mata Penyesalan

Alkisah di suatu kota ada keluarga kecil yang terdiri dari Pak Jarwo sebagai ayah, Ibu Siti sebagai ibu, dan Ara sebagai anak. Pak Jarwo adalah orang yang tegas dan Ibu Siti juga begitu, tegas seperti suaminya. Anaknya Ara adalah anak yang manja dan imut. Keluarga itu juga memiliki pembantu yang Bernama bu Erna. Dia adalah pembantu yang baik dan pembersih.

Pada suatu hari ayah dan ibu ara pergi kerja menggunakan motor karena pada hari itu jalanan sedang ramai, karena itu mereka berdua tidak menggunakan mobil, kebetulan mereka mengkredit mobil baru yang sudah di kredit sejak satu bulan yang lalu. Disaat sepasang suami istri itu bekerja, anaknya ara bermain di rumah sendirian karena pembantunya sibuk bersih-bersih. Karena belum sekolah ara bermain di rumah dan karena usianya masih kecil dia tidak boleh main keluar. Saat pembantu sedang sibuk bersih-bersih ara bermain boneka di kamar, saat dikamar ara merasa kepanasan karena AC rumah mati lalu ara bermain ke halaman. Saat ara melihat bonekanya dia terinspirasi untuk menggambar lalu dia menggambar di halaman rumah, tapi karena menggambar di tanah gemburnya tidak jelas lalu ara melirik ke arah mobil baru orang tuanya, dia akhirnya menggambar di mobil hitam milik orang tuanya.

Singkat cerita ayah dan ibunya pulang, saat itu ara sedang dikamar lalu ayahnya berteriak “siapa yang mencoret di mobil” lalu bu erna pembantu itu keluar dan kaget melihat mobil itu sudah di gores batu, saat pak jarwo sedang marah-marahnya keluarlah ara dengan senyum manisnya dan seakan-akan ingin di manjakan seperti biasa. Ara langsung memberitahu ayah dan ibunya bahwa dia yang menggambar di mobil, ara bilang “ayah liat gamba rara baguskan?” disana ara menggambar dua orang sepasang suami istri dan satu anak di tengah, Digambar itu juga ada gambar ayam, burung, kupu-kupu. Saat mengetahui itu pak jarwo langsung merubah raut wajahnya ke ajah marah. Pak jarwo langsung mengambil ranting pohon yang ada di depan rumah lalu memukul tangan ara dengan ranting itu, ara hanya bisa menangis dan bertanya “ayah ara salah apa, ibu ara salah apa?” ibu melihat itu hanya terdiam seakan-akan setuju dengan apa yang dilakukan suaminya, sedangkan pembantu itu hanya bisa melihat dengan rasa kasihan tapi tidak berani untuk angkat suara. Setelah pak jarwo puas memukuli tangan anaknya sampai bengkak dan berdarah. Setelah itu bu erna membawa arak e kamarnya dan mengobati tangan ara dengan obat merah, pada malam harinya ara demam, pembantu itupun mengadu kepada majikannya bahwa ara sedang demam tapi ibunya bilang beri saja obat penurun demam. Besoknya ara masih demam dan malah demamnya semakin tinggi dan tangannya bernanah. Pembantu itu mengadu lagi tapi ayah ara hanya bilang beri obat saja. Pada sore harinya ara menggigil, lalu pembantu itu mengadu lagi tapi ayah dan ibu ara merespon dengan santai “nanti kita bawa kerumah sakit”.

Saat malam sepasang suami istri itu melihat anaknya ke kamar, seketika itu mereka berdua langsung panik melihat keadaan anaknya yang sangat kritis lalu mereka langsung membawa ara kerumah sakit terdekat. Saat dibawa keruang UGD ayah dan ibu ara menunggu di luar, saat dokter keluar ayah dan ibu ara langsung bertanya “dok, bagaimana keadaan anak kami?” dokter hanya bisa pasrah menjawab anak anda mengalami demam yang sangat tinggi disebabkan tangannya yang sangat parah karena itu pihak rumah sakit ingin meminta orang tuanya untuk menyetujui mengamputasi kedua tangan ara. Ayah dan ibu hanya bisa mengiyakan demi kebaikan anaknya. Setelah menunggu beberapa lama proses amputasipun selesai. Tidak lama kemudian ara bangun lalu melihat ayah dan ibunya sudah berada di sisinya dia sangat Bahagia lalu dia melihat kedua tangannya, “ayah, ibu mana tangan ara, ayah, ibu, ara minta maaf, ara tidak akan lagi mencoret di mobil dan akan patuh kepada ayah dan ibu, ayah ibu mana tangan ara, kembalikan tangan ara ayah, ara janji gak akan nakal lagi”. Ayah dan ibu ara hanya bisa menahan sedih mendengar kata-kata anaknya. Dan dalam pikirannya hanya ada penyesalan dan tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

Karena itulah bagi anda yang memiliki anak sayangilah jika dia membuat kesalahan maklumilah, anda boleh marah tapi jangan berlebihan.

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *