Seluruh gerak-geriknya memperlihatkan tensi dan emosi seorang manusia yang memberontak sekaligus mengumpulkan tetes kekuatan terakhirnya, memaksakan sebuah harapan yang paling sulit diwujudkan untuk menjadi sebuah kenyataan( Stefan Zweig)
Ungeduld des herzens merupakan judul asli novel yang ditulis Stefan Zweig, Novel yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan kata kalut. Kalau kita mencari informasi terkait kata kalut dalam KBBI maka kita akan menemukan terjemahan dengan kalimat kusut tidak keruan, kacau. Saya lantas bertanya-tanya mengapa Ungeduld des herzens yang berasal dari bahasa jerman dipadankan dengan kata kalut, namun setelah melewati 500 an halaman saya mengangguk-angguk seakan-akan mengiakan karena setidaknya begitulah kiranya perasaan yang dirasakan tokoh pertamanya, dan di cover bukunya kita juga akan menemukan kalimat “Stefan Zweig mengacak-acak anatomi perasaan manusia yang rapuh sekaligus penuh tikungan”.
Tokoh utama dalam novel ini seorang jenderal dengan penghargaan “Ordo Maria Teresa”, penghargaan ini ia dapatkan karena keberhasilannya pada masa perang. Namun siapa sangka di balik kisah Letnan Anton Hofmiller yang begitu heroik di medan perang meninggalkan kisah yang tak banyak orang ketahui, ibarat sebuah rumah yang berdiri tegak jikalau kita melihat dari kejauhan kita akan melihat keindahan, namun saat kita mendekat bangunan tersebut dengan sendirinya kita akan menemukan atap yang bolong, pintu yang reot, dan dinding yang terkelupas. Kisah hidup Tuan Letnan yang ironis yang menguras emosi dan terasa seperti aib.
Kisahnya berawal dari perjamuan makan malam seorang bangsawan kaya raya Kekesfalva, saat perjamuan makan malam itulah ia dengan tidak sengaja mengajak Edith si gadis lumpuh untuk berdansa. Tersinggung, marah, frustasi, sedih, gadis itu meledak dalam tangis. Keesokan paginya tanpa pikir panjang ia pun mengirim bunga sebagai ungkapan permintaan maaf, namun bunga sebagai perlambangan permintaan maaf tersebut malah menjadi awal petaka bagi sang letnan, bagaimana tidak semenjak bunga yang ia kirim ke si gadis lumpuh sebagai ungkapan permintaan maaf sejak itu pula ia menerima undangan untuk berkunjung ke rumah bangsawan kaya raya Kakesfalva, dari kedatangannya setiap hari ini juga ia mulai mengorek informasi tentang apa sebetulnya penyakit yang menggerogoti sang gadis lumpuh, kehadirannya selalu menjadi oase ditengah padang pasir bagi si gadis lumpuh tanpa ia sadari kemudian rasa ibanya atas penderitaan si gadis lumpuh berujung petaka bagi dirinya, rasa iba yang salah diartikan oleh gadis lumpuh Edith, tanpa pernah disadari seseorang yang dianggap lumpuh juga punya hati dan perasaan ingin dicintai dan disayangi lawan jenis. perasaan natural yang bisa saja dimiliki setiap orang ketika kebaikan seseorang yang terus mengalir bak air yang bisa saja menghanyutkan apa saja yang ada disekitarnya, si gadis lumpuh juga terhanyut dalam lautan angan-angan dan cinta yang sudah ia sadari tak akan terbalas karena ia menyadari ia hanya gadis lumpuh yang tak pantas mendapatkan balas dari sang letnan, cinta gadis lumpuh ibarat seseorang yang sudah divonis mati namun tetap saja berusaha mencari obat bagi penyakitnya, ia tersesat dalam labirin perasaan namun baginya rasa cintanya bukan sesuatu najis dan menjijikkan, namun bagai bom waktu yang hanya menunggu waktu ledak rasa cinta itu pun ia ungkapkan.
Lantas setelah mengetahui perasaan cinta si gadis lumpuh Letnan Hofmiller menjadi tak berdaya, disatu sisi ia hanya menganggap rasa ibanya hanya natural yang bisa dialami setiap orang yang melihat seorang gadis yang lumpuh yang tak berdaya, ia pun ingin melarikan diri ia menyadari kebaikannya disalah artikan, rasa ibanya berujung cinta dan petaka seandainya saja ia ingin menghilang ditelan bumi, pikirannya kacau, kalut bagaimana mungkin ia akan menjawab pertanyaan orang-orang ataupun teman-temannya di Kamp militer yang akan meledeknya dan kisah hidupnya menjadi bahan guyonan dan candaan orang-orang bahwa seorang Letnan jatuh cinta pada gadis lumpuh lalu apa yang akan dikatakan keluarganya, atau ia akan menjadi sorotan masyarakat yang akan melihatnya dengan tatapan miring seorang letnan menikahi gadis lumpuh kaya raya pewaris kekayaan dan harta bangsawan Kakesvalfa ia akan menjadi sumber gosip dan desas-desus seorang jenderal menikahi gadis lumpuh demi harta warisan.
“Tapi, kenapa tadi aku mencium bibirnya? Padahal, aku tidak ingin melakukannya…. Ah, sial, rasa iba ini, belas kasihan keparat! Selalu saja, mereka mencoba menjeratku kembali, dan kali ini aku tertangkap”.