TGP Berharap PPKM Tidak Berlaku Menyeluruh

Ahyak Mudin, SE, Praktisi Pariwisata Berkelanjutan dan Pengamat Pariwisata NTB

Lombok Timur – Praktisi sekaligus Pengamat Pariwisata Ahyak Mudin berharap Pasca Gelaran World Superbike (WSBK), PPKM Level 3 yang diterapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, tidak diberlakukan secara keseluruhan. Hal ini disampaikan pada Jum’at (3/12) kepada media ini setelah sebelumnya PPKM Level 3 Nataru ini juga banyak menuai protes dari Pelaku Wisata. 

“Kalau diberlakukan, di Pulau Jawa dan Bali saja karena NTB ini sudah siap dengan draft Peraturan Gubernur (Pergub)  tentang Zona Hijau atau Bubble Destination. Karena NTB minim Covid-19, tetapi Protokol Kesehatan (Prokes) harus ketat diberlakukan,” ungkap Laki-laki yang digelari Tuan Guru Pariwisata (TGP) oleh Pegiat Pariwisata NTB ini.

TGP menambahkan, sehingga hal ini tidak menghalangi kedatangan tamu ke Lombok. Karena menurutnya, pasca WSBK ini banyak tamu-tamu yang penasaran dengan Pulau Lombok. Begitu juga dengan Pelaku Wisata yang mulai bergairah kembali setelah tiha tahun tiarap karena Pandemi yang melanda.

“Event WSBK kemarin menyulut semangat para pelaku wisata di Lombok untuk mengaktifkan usahanya kembali setelah hampir tiga tahun Pandemi Covid-19,” terangnya.

Ada beberapa Travel Agent pada tahun sebelumnya banyak yang melakukan penjadwalan ulang (resceduling) akibat PPKM. Semestinya Pemerintah Indonesia mengakktifkan Zona Hijau agar Tamu tidak terganggu untuk berkunjung ke Indonesia.

Ketika ditanya apa dampak dari WSBK terhadap pariwisata di Lombok. Menurut TGP, dampaknya ada dua, yaitu dampak langsung dan tidak langsung.

“Yang langsung ini adalah dampak eventnya, yang tidak langsung itu adalah dampak Promosinya,” ungkap TGP.

“Kemudian kita harus bedakan sirkuit sebagai Destinasi dan MotoGP adalah sebagai Event. Jadi, sirkuit itu berdampak terhadap perekonomian,” imbuhnya.

Ketika Sirkuit ini berada di pulau Lombok, menurut TGP, maka Pulau Lombok ini akan terbranding, tahun demi tahun, maka orang datang ke Lombok bukan saja datang menonton tetapi orang datang ke Lombok merupakan tempat Sirkuit MotoGP.

Lebih lanjut, kata TGP, MotoGP merupakan Sport Tourism Event dan berdampak langsung secara ekonomi kepada seputaran sirkuit dalam hal ini Kabupaten Lombok Tengah dan Pulau Lombok secara umum baik itu penghasilan dari tiket, penghasilan dari parkir, penghasilan dari penginapan, kuliner dan lainnya.

“Dampak multiflyer efectnya adalah promosi kepada destinasi yang lain karena pulau Lombok ini cantik dan indah,” ungkapnya. 

TGP menrangkan, ketika 25.000 yang akan menonton MotoGP pada bulan Maret 2022 yang akan datang, anggap saja 25.000 orang itu, secara tidak langsung mereka adalah promotor untuk Lombok.

Menjelang Event seperti ini, lanjut TGP, yang harus sadar adalah Pelaku Wisata, untuk mengambil kesempatan ini agar bisa meningkatkan penghasilan pada Usaha Jasa Wisatanya baik itu Akomodasi, Cindera Mata, Kuliner maupun Paket Tour.

“Artinya jangan sampai ketika MotoGP berlangsung kita tidak dapat jualan,” tandasnya. (Asbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *