Lombok Timur – Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram melatih sekitar 30 pengelola Homestay di kawasan Desa Wisata Tetebatu, Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Rabu (22/9).
Hal ini guna menepati janji untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) para pelaku wisata di Tetebatu saat berkunjung ke Tetebatu beberapa waktu yang lalu.
Tahap pertama, STP Mataram menggembleng hampir 30 pemilik dan pengelola homestay di Desa Tetebatu, bidang manajemen pengelolaan homestay. Peningkatan kapasitas SDM pemilik homestay ini diberikan secara cuma-cuma alias gratis.
“Tidak cukup sampai di sini, kami siap membantu pelaku kapan saja dan apa saja untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) rekan-rekan pelaku,” ujar Ketua STP Mataram, Halus Mandala.
Pada tahap awal ini, lanjut Mandala, peserta akan digembleng dengan materi front office (pelayanan tamu di kantor depan) dan house keeping dari 11 target materi bahasan yang direncanakan. Dua materi ini penting disampaikan untuk meningkatkan layanan (service) kepada wisatawan.
“Kata orang bijak, kesan pertama harus menggoda. Setelah itu tamu akan betah dan berkesan. Ini yang akan membuat wisatawan datang lagi dan datang lagi. Tentu masih banyak yang ingin kami bagi untuk meningkatkan layanan wisatawan. Dan kami siap membantu,” imbuhnya.
Setelah membuka pelatihan, Halus Mandala juga menekankan pentingnya kehadiran stakeholder (baca, pentahelix) lain. Kehadiran pentahelix ini akan menjadikan kawasan desa wisata ini jadi lebih sempurna.
“Kita tidak bisa berjalan sendiri. Pemerintah, tokoh masyarakat, pelaku, akademisi dan media misalnya. Kehadirannya menjadi penting untuk meningkatkan kualitas desa wisata atau destinasi. Kehadiran akademisi di sini adalah untuk memfasilitasi dan berbagi ilmu,” papar dia lebih rinci.
Pelatihan management homestay ini disambut antusias pengelola rumah tinggal (homestay) di Tetebatu. Hampir 30 peserta yang hadir, meyakini wawasan dan pengetahuan tentang dua hal dimaksud sangat dibutuhkan kalangan pengelola homestay.
Selama ini pelayanan wisatawan yang berkunjung ke Tetebatu masih bersifat layanan wisatawan ala kampung. “Wawasan ini menjadi penting dan sangat kami butuhkan untuk meningkatkan layanan wisatawan,” ungkap Jaya, salah satu peserta pelatihan.
Wawasan tentang layanan di kantor depan, menjadi penting karena berperan sebagai pemberi informasi. Informasi awal akan diperoleh wisatawan di front office.
“Sikap kita menghadapi tamu dan melayaninya dengan baik tanpa harus meninggalkan tradisi lokal tetap menjadi penting untuk dibahas dan diskusikan,” lanjutnya.
Pengakuan Jaya, selama ini pengelola homestay di Tetebatu berjalan alami. Biasa-biasa saja. Wawasan tentang management homestay ini, dapat meningkatkan greget atau semangat menjalankan usahanya lebih baik lagi.
“Selama ini kami lomboq-lomboq aja (lurus lurus aj…) gimana layaknya orang desa lah. Tetapi, dengan penambahan wawasan ini kami jadi tambah percaya diri mengelola usaha kami. Walaupun kami harus ikuti pelatihan yang resmi pasti butuh biaya besar,” pungkas Jaya bersyukur. (wan)