Soal Nasdem Tak Jadi Dukung Anies Jika Tak Lanjutkan Program Jokowi, Rizal Ramli : Ini Mah Pembajakan

Jakarta – Mantan Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Rizal Ramli ikut berkomentar terkait pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali di media beberapa waktu.

Pada pemberitan yang dirilis Kompas.com pada (22/9/22) itu, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali mengatakan bahwa partainya tidak akan mendukung figur capres yang tidak komitmen mendukung program pembangunan Presiden Jokowi, tidak terkecuali Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Pak Anies misalnya, kalo dia tidak berkomitmen, tidak ada komitmen yang utuh melanjutkan program Pak Jokowi, saya pastikan kita tak jadi mendukung dia,” kata Ali seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (22/9).

Ali menegaskan, sikap tersebut diambil Partai Nasdem karena komitmen selalu mendukung Jokowi. Bahkan, komitmen Nasdem ini tidak hanya terjalin ketika Jokowi menjabat jadi Presiden.

“Dukungan ini akan terus terjaga, termasuk melanjutkan mimpi dan pikiran-pikiran dia (Jokowi, red),” jelas Ali.

Politisi Partai Nasdem itu menilai, jika Jokowi tak pernah membatasi siapapun untuk menjadi capres. Namun, kata Ali, Jokowi berkeinginan agar berbagai proyek pembangunannya tetap dilanjutkan oleh presiden yang akan datang.

“Kita tak mau yang direncanakan Pak Jokowi karena beliau selesai (menjabat), kemudian ganti presiden, proyeknya mangkrak,” ujar Ali.

Menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Nasdem tersebut, Rizal Ramli mengatakan jika hal itu adalah sebuah pembajakan.

“Ini Mah Pembajakan. Program Jokowi apa yg harus diteruskan: utang ugal-ugalan, proyek IKN, nepotisme, kenaikan ketimpangan ekonomi, buzzerRp…? ” tulis mantan Menteri Keuangan era Almarhum Gus Dur itu dikutip dari akun sosial medianya, Senin (26/9).

Mantan Kepala Bulog era Gus Dur itu juga menilai jika hal itu adalah sebuah pemaksaan agenda oligarki ke Capres-capres. Bahkan ia menyebutkan jika dukungan dari Jokowi dan program-programnya ke Capres-capres justru akan menjadi liability (utang, red).

“Setelah 10 tahun, rakyat sudah bosan (fatigue) terhadap Presiden. Rakyat memerlukan antithesis! Itulah kenapa Jokowi dibrand sebagai antitesis SBY 2014,” tutup mantan Menko Kemaritiman Jokowi jilid I itu.

Diketahui pada Rapimnas Partai Nasdem beberapa waktu lalu, nama Gubernur DKI Jakarta masuk dalam daftar untuk dicalonkan menjadi capres. Selain Anies, ada nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. (wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *