Mataram – Kunjungan Anggota DPR RI dapil Lombok, H. Rachmat Hidayat bersama ratusan kader dan Fungsionaris PDI Perjuangan NTB berziarah ke makam Proklamator RI Ir. Soekarno di Kota Blitar, Jawa Timur, Sabtu (11/3) mendapat sambutan hangat dari Walikota Blitar, Santoso dan Ketua DPRD Blitar, Syahrul Alim yang juga Ketua DPC PDIP kota Blitar.
Hadir juga menyambut kedatangan Peziarah PDIP NTB, Sekretaris DPC PDIP kota Blitar, Bayu Setyo Kuncoro dan Bendahara, Said Novandi. Dua anggota DPRD Jatim dapil Blitar yakni Irma Susanti dan Guntur Wahono juga ikut menyambut.
Bahkan infonya, semenjak jam 11.00 WIB , Walikota Blitar, Santoso dan Ketua DPRD kota Blitar, Syahrul Alim beserta Fungsionaris PDIP kota Blitar sudah menunggu kedatangan Rombongan Peziarah di Komplek Pemakaman Bung Karno. Namun Rachmat Hidayat dan Rombongan baru tiba di komplek Pemakaman Bung Karno sekitar Jam 12.30 WIB.
Tampak Ekspresi Penuh kebahagiaan dan kehangatan terpancar dari Walikota Blitar Santoso ketika Rachmat Hidayat memberikan salam takzim dan berpelukan penuh keakraban.
Sembari menunggu kedatangan Rombongan Tiga Bus Peziarah PDIP NTB memasuki Areal VVIP Komplek Pemakaman Bung Karno, Rachmat Hidayat melakukan pembicaraan informal dengan Walikota Blitar, Santoso dan Ketua DPRD kota Blitar, Syahrul Alim. Sesekali nampak iringan derai tawa khas obrolan Politisi.
Sekitar 30 menit beramah tamah dengan Rachmat Hidayat, Santoso mengajak memasuki komplek Pemakaman Bapak Proklamator Indonesia, Bung Karno.
Di kompleks makam Bung Karno, Rachmat langsung masuk ke pusaran sang proklamator dengan lebih dahulu meminta ratusan kader PDIP NTB untuk melepaskan alas kaki dan selanjutnya duduk dengan tertib.
Selanjutnya, ia meminta pada Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Dompu, Ustad Taha untuk memimpin doa dan dzikir di pusara makam Bung Karno.
Dengan khusuk, lantunan doa dan zikir dipanjatkan sekitar 20 menit lamanya oleh para kader PDIP NTB yang duduk di kiri dan kanan pusaran makam Bung Karno.
Rachmat menegaskan, bahwa kegiatan zikir dan doa di makam Bung Karno, tak ubahnya mengandung makna, bahwa kader PDIP di NTB, wajib menempatkan spirit ketuhanan sebagai hal yang utama.
Apalagi, lanjut tokoh politik kharismatik NTB ini, Bung Karno adalah sosok yang telah memberikan keteladanan dan api perjuangannya yang hingga kini masih selalu hidup di hati sanubari rakyat Indonesia.
“Jadi gerakan kader itu, harus menjadikan ketuhanan itu yang utama. Dan kenapa di makam Bung Karno. Ini adalah agar kita semuanya selaku murid beliau (Bung Karno) tak melupakan sosok founding fathers bangsa Indonesia yang sudah berjuang mempertaruhkan diri pada bangsanya adalah panggilan jiwa sebagai gerak spiritualitas yang menempatkan prinsip ketuhanan sebagai hal yang hidup,” jelas Rachmat.
Ia memanjatkan doa dan harapan agar kondisi bangsa Indonesia tetap stabil dan baik. Apalagi, kata Rachmat, saat ini sudah tahun politik menjelang Pemilu 2024.
“Jadi kita bersama-sama nyekar ke makam Bung Karno, karena sebentar lagi, tahun depan sudah memasuki tahun politik. Tentunya, kita berharap politik yang terjadi di negeri ini sesuai dengan harapan Bung Karno dan para pendiri bangsa, yakni adem dan aman, serta rivalitas yang terjadi berujung pada politik yang dapat menyejahterakan rakyat,” ungkap dia.
Dalam kesempatan itu, Rachmat menambahkan bahwa dirinya juga tak lupa memanjatkan doa secara khusus pada Ketua Umum PDIP, Hj. Megawati, agar tetap diberikan kesehatan bersama keluarganya.
“Hal ini, agar beliau (Megawati) dapat terus membimbing dan mendampinginya anak-anaknya, agar target hattrick di Pemilu 2024 dapat terwujud,” ucap Rachmat.
Berikan Bingkisan Mandalika
Usai doa bersama dan nyekar, Rachmat yang akan langsung mengunjungi perpustakaan Bung Karno, tak lupa menyempatkan memberikan bingkisan pada Wali Kota Blitar, Ketua DPRD Kota Blitar Syahrul Alim beserta anggota Fraksi PDIP DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim), Erma Susanti.
Bahkan, Rachmat berkelakar jika kelanjutan kepemimpinan di Pemkot Blitar pasca Wali Kota Santoso yang layak menggantikan menjadi Wali Kota adalah sosok Ketua DPRD Kota Blitar Syahrul Alim.
“Pak Wali Ini ada bingkisan berupa topi, kaos bertuliskan Sirkuit Mandalika yang memang sengaja saya bawa dari Lombok. Harapannya, semoga proyek megah dari Presiden Joko Widodo pada warga NTB dan Indonesia, bisa juga dapat dikunjungi oleh warga Blitar,” papar Rachmat Hidayat.
Ucapan Terima Kasih Masyarakat Blitar
Sementara itu, Wali Kota Blitar, Santoso, mengaku berterima kasih atas kunjungan rombongan kader PDIP NTB yang dipimpin langsung oleh Ketua DPD PDIP NTB H. Rachmat Hidayat.
“Begitu saya di info oleh Mbak Erma bahwa Pak Rahmat akan datang ke Blitar, saya langsung bersama pak Ketua DPRD stand by sejak pagi hari menunggu di komplek makam Bung Karno,” kata dia.
Menurut Santoso, mewakili warga Blitar, dirinya menghaturkan ucapan terima kasih atas kunjungan kader PDIP NTB kali ini.
“Kunjungan ini sangat berharga dalam rangka merekatkan hubungan antara warga NTB dan Blitar untuk terus mengenang perjuangan Bung Karno, selalu Bapak Bangsa dan Presiden Pertama Indonesia,” tegas dia.
“Kaget juga saya dikasih bingkisan topi dan kaos Mandalika. Insya Allah, kunjungan Pak Rachmat akan saya balas untuk datang ke Lombok dalam waktu dekat ini. Tolong Pak Ketua DPRD Blitar dan Mbak Erna agar diatur waktunya untuk bisa kita balas kunjungan Pak Rachmat yang jujur termasuk salah satu tokoh politik yang saya kagumi keistiqomahannya dalam berpartai dan berjuang bersama rakyatnya, ” sambung Wali Kota Santosa.
Mengunjungi Museum Perpustakaan Bung Karno, Istana Gebang dan Peristiwa Aneh
Saat mengunjungi Perpustakaan Bung Karno yang dipandu oleh Pustakawan Henri, Rachmat Hidayat yang didampingi sejumlah Fungsionaris PDIP NTB, Ruslan Turmuzi, Suhaimi, Nyanyu Ernawati dan kader yang lain , nampak dengan serius mencermati benda-benda peninggalan Bung Karno seperti peci, baju putih, Kemeja Sukarno Look, mesin ketik, koper dan barang lainnya.
Bahkan ada tulisan Soekarno Asli, tertanggal 16 Januari 1967 yg ditorehkan di atas kain sprei yang dirobek yang ditulis dengan tinta yang konon bercampur dengan bercak darahnya. Adapun bunyi tulisannya sebagai berikut : Pertahankan Revolusi di atas Relnya yang Asli.
Sementara itu ada kejadian Aneh saat Rachmat Hidayat melihat Foto Lukisan Soekarno yang telunjuk tangan mengarah ke semua sudut arah mata angin dilihat dari segala sisi. Ketika dilihat dari sisi kanan, maka tangan telunjuk Tangan Soekarno terlihat jelas ke sisi kanan. Pun sebaliknya jika dilihat dari sisi kiri maupun depan, akan mengarah pada sisi tersebut.
“Hanya Lukisan Soekarno itu saja yang memiliki aura mistis dan aneh dari semua koleksi lukisan yang dimiliki Museum Perpustakaan Bung Karno,” tutur Pustakawan Museum Bung Karno, Henri.
Kejadian Aneh lainnya yang sulit diterima akal sehat adalah saat Ketua DPD PDIP NTB , Rachmat Hidayat Swa Foto di batu nisan Bung Karno nampak jelas terekam kamera Bayangan siluet kepala harimau
“Kejadian ini membuktikan kekaromahan Bung Karno,” kata Rachmat.
Usai mengunjungi Museum Perpustakaan Bung Karno, Rachmat Hidayat dan Rombongan diajak mengunjungi Istana Gebang di kota Blitar yakni tempat tinggal Bung Karno sewaktu masih kecil.
Di istana Gebang tampak Koleksi perabotan rumah tangga keluarga Soekarno, Lukisan kedua Orang tua Soekarno dan Lukisan Soekarno sendiri. Ada juga Sumur Tua yang dipakai orang tua Soekarno. Sementara di garasi tampak mobil tua peninggalan Soekarno.
Sesaat sebelum meninggalkan Istana Gebang , Anggota DPRD Jatim dapil Blitar, Irma Susanti memberikan Rachmat Hidayat 5 liter Air yang diambil dari Sumur Tua di Istana Gebang yang dipercayai memiliki berbagai khasiat. (*)