Lombok Timur – Ketua Forum Masbagik Bersatu (FORMABES) Bayu Ade Surya menarik dukungan terhadap pasangan Rumaksi-Sukisman Azmy (RAMAH). Hal ini dilakukan lantaran ujaran bernada rasis yang dilontarkan oleh Ketua Dewan Pembina Tim Pemenangan Paket RAMAH, Sukiman Azmy.
Bayu Ade Surya merupakan Tim Pemenangan yang berada di Divisi Milenial paket RAMAH. Namun, Ia memutuskan untuk mundur dari Tim Pemenangan lantaran ucapan yang dianggap rasis dari Mantan Bupati Lombok Timur, Sukiman Azmy, kepada salah satu pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat. Yang mana, Sukiman Azmy sendiri mendukung pasangan Iqbal-Indah dalam Pilkada NTB tahun 2024.
“Sangat kita sesalkan sekelas pak sukiman nada Rasis keluar dari mulutnya karena persoalan mendukung salah satu calon Gubernur. Semestinya pak sukiman bisa memberikan pendidikan politik bagi generasi muda, di mana politik bisa memberikan ruang dan harapan dan bebas dari kepentingan golongan maupun suku,” ungkap Bayu.
Diakuinya, karena alasan itulah dirinya menarik diri dari Tim Pemenangan Paket RAMAH yang didukung oleh Sukiman Azmy. Menurutnya, pernyataan Sukiman Azmy yang dinilai rasis tersebut mencederai prinsip demokrasi. Sehingga dia tidak mau mendukung Paket RAMAH yang mana Calon Wakil Bupati, Sukisman Azmy, merupakan adik dari Sukiman Azmy sendiri.
“Karena hal tersebut saya sebagai tim pemenangan Rumaksi Sukisman yang berada di Divisi Milenial menarik diri dan mundur dari tim pemenangan RAMAH. Bagaimana saya mau terus-terusan mendukung pasangan RAMAH ini, Sukisman yang notabene adiknya sukiman iya tidak pantas untuk saya terus perjuangkan. Karena kakaknya sendiri mencederai hati dan prinsip demokrasi dalam keberagaman kita di NTB ini,” beber Bayu.
Hal ini, ungkap Bayu, dilakukan juga setelah diskusi dengan teman-teman pemuda dan milenial. Kalangan muda dan milenial tersebut juga sangat menyayangkan nada rasis yang dilontarkan oleh Sukiman. “Semestinya Pak Sukiman lebih bijak dalam hal ini. Entah siapapun dia mau dukung,” tegas Bayu.
Ketua FORMABES tersebut menerangkan, bahwa semua Suku yang ada di NTB berhak menjadi Pemimpin. Baik itu, Sasak, Samawa maupun Mbojo, tanpa harus ada yang merasa lebih berhak di antara ketiga suku tersebut. Yang terpenting, menurut Bayu, calon Pemimpin tersebut mempunyai kompetensi untuk memimpin.
“Di NTB ini kan kita ada Sasak, Samawa dan Mbojo. Tiga suku dan entitas besar di NTB semua masyarakatnya berhak menjadi pemimpin di NTB. Tanpa ada embel-embel suku ini yang duluan dan suku itu yang harus menang. Siapapun boleh jadi pemimpin di NTB ini selama dia masyarakat NTB dan memiliki kompetensi menjadi pemimpin,” pungkasnya. (*)