Lombok Timur – Lokasi Wisata Sarang Walet terletak di Tetebatu Timur, termasuk Sarang Walet tertua yang ada di pesisir kaki Gunung Rinjani, Sarang walet tersebut dikenal oleh Masyarakat Tetebatu sejak puluhan tahun yang lalu.
Sejak tahun 90an walet disana migrasi ke tempat lain dan kondisinya saat ini hanya bisa kita saksikan lorong dan tebing bekas sarang walet berupa gua-gua kecil menyusuri sungai menuju Air terjun Sarang Walet.
Ketika ditemui, Ketua Pemuda dan Pengurus Destinasi Wisata Sarang Walet, Ardy, menceritakan awal membuka sarang walet pada tahun 2014 yang lalu. Atas kerja keras Remaja Tetebatu Timur dan dibantu Promosi oleh Sarjaya atau dikenal dengan nama Jayatreker, pemandu Wisata Senior yang sekarang menjadi Manager di Hotel Surya.
“Pertama-tama kami Pemuda dan Masyarakat yang akan bekerja membuka lokasi wisata baru, oleh orang-orang tua kami terlebih dahulu dilakukan Ritual secara adat istiadat orang Sasak,” tutur Ardy.
Setelah acara Ritual selesai, Ardy dan pemuda yang lain membuka dan membersihkan serta membuatkan jalan dan jembatan kayu menyusuri lorong sungai menuju air terjun Sarang Walet. Kegiatan tersebut dibiayai secara mandiri dengan gotong royong para pemuda.
Ketika itu kondisi di dalam air terjun, tutur Ardy, sangat berbahaya, banyak pecahan pecahan beling atau kaca bekas ditemukan di tempat itu. Karena dulu tempat itu dipakai orang membuang beling atau pecahan kaca, sampah dan lain sebagainya. Tetapi berkat kerja sama remaja selama dua bulan penuh pengerjaan destinasi tersebut selesai dan akhirnya Air terjun Sarang Walet bisa di kunjungi dan sangat disukai oleh turis mancanegara sampai sekarang.
Menurut Ardy, pengelolaan destinasi Sarang Walet masih dilakukan secara mandiri. “Kami Pemuda di sini memohon kepada pemerintah Lombok Timur untuk memperhatikan dan memberikan bantuan agar Destinasi Sarang Walet ini lebih berkembang, karena tempat ini juga merupakan salah satu Aset Lombok Timur yang sering di kunjungi oleh turis asing maupun lokal,” harap Ardy.
Lebih lanjut Ardy menjelaskan bahwa, hasil dari pengelolaan destinasi sarang Walet, saat sebelum pandemi diperuntukan bagi Masyarakat, misalnya sumbangan bila ada kematian, untuk kebutuhan remaja dan masjid, juga digunakan untuk perbaikan jalan sebelum diaspal seperti sekarang.
Sementara itu, di tempat terpisah Kepala Desa Tetebatu, Sabli yang baru beberapa bulan terpilih, kepada massmedia mengatakan, bahwa Pemdes Tetebatu akan memberikan Berugak (Gazebo) dua buah untuk destinasi yang baru dibuka yaitu untuk Loang Gua Air, dan di kolam Renang Alami yang sedang dibangun oleh pemuda di sana.
Semuanya ini, menurut Sabli, sebagai kesiapan ikhtiar Desa Tetebatu untuk merebut salah satu Nominasi dalam pemilihan Desa Wisata Dunia oleh UNWTO.
Wakil Ketua Badan Pengelola Desa Wisata (PB DEWI ) Tetebatu, Zaenul Padli, menerangkan bahwa di kawasan sarang walet juga akan dibangun Sekolah Alam, yang akan dikelola oleh Kelompok Gerbang Bersama diketuai Yogi Sugianto. “Ke depan di sana ada penataan rumah sawah sebagai tempat Edukasi Kepariwisataan,” tutupnya. (Asbar)