Lombok Timur – Jelang perhelatan World Superbike (WSBK) Mandalika, Pengrajin Anyaman Bambu Desa Loyok Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur, mulai bangkit setelah beberapa tahun ini lesu akibat Pandemi.
Seperti yang disampaikan salah satu pengrajin tas anyaman bambu Desa Loyok, Mursyidin Khair, karena adanya sirkuit Mandalika ini pesanan souvenir mulai berdatangan dari ITDC.
“Kebetulan Kelompok kami yakni UMKM Loyok Creative mendapat stand di kawasan sirkuit tersebut sehingga orderan kami tetap ada setiap hari,” ungkapnya pada awak media rabu (17/11).
Dikatakannya UMKM Loyok Creative diberikan Stand kelas Silver sehingga di sanalah para kelompok pengrajin memajang produk-produk hasil karya mereka sehingga para perajin anyaman bambu ini mengalami peningkatan berproduksi.
“Dalam satu hari kami mengerjakan 50 pcs tas bambu dan berbagai macam jenis produk,” ungkapnya.
Dampak dari WSBK ini sangat banyak, sambung Mursyidin, khususnya bagi para pengrajin anyaman bambu apalagi di masa pandemi ini.
Dirinya juga menjelaskan untuk bahan pembuatan kerajinan ini murni dari bambu. Namun ada beberapa kombinasi menggunakan kain sebagai bagian dalam tas tersebut.
“Untuk harga tas anyaman ini berkisar Rp. 50.000 sampai dengan Rp. 150.000,” jelasnya.
Dia juga mengaku sebelum World Superbike (WSBK), para pengrajin sulit memasarkan hasil anyamannya. Bahkan banyak Art Shop (Toko Kerajinan-red) tutup dan bahkan hampir gulung tikar akibatnya sepinya pengunjung.
“Dulu Kadang-kadang pengrajin hanya mendapatkan pesanan satu kali seminggu, namun alhamdulillah sekarang setiap hari kami dapat,” akunya.
Terakhir, ia mengungkapkan bahwa stand yang digunakan di Mandalika bekerjasama dengan Telkom dan saat ini kelompok pengrajin ini sudah mulai berkembang dan sudah mulai menganyam kembali.
“Yang khusus menganyam sekitar 20 orang yakni para ibu-ibu rumah tangga,” tutupnya. (HH)