Di Hadapan Umat Hindu dari 20 Banjar di Lingkungan Karang Bang Bang, Rachmat Hidayat Teguhkan Komitmen PDI Perjuangan Melayani Masyarakat

Mataram – Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, H Rachmat Hidayat, menghadiri Simakrama Umat Hindu di Lingkungan Karang Bang Bang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Ahad (7/1/2024) sore. Ketua DPD PDI Perjuangan NTB yang kembali mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI tersebut disambut hangat dan meriah oleh warga dari 20 Banjar.

Simakrama PDI Perjuangan yang juga menjadi ajang kampanye bertajuk ”Bersama Masyarakat Menuju Indonesia Unggul” tersebut dihadiri Pinandita Jero Mangku, para tokoh agama dari Umat Hindu, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, dan anak-anak muda yang tergabung dalam relawan calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Simakrama berlangsung lebih dari dua jam bertempat di Balai Banjar Lingkungan Karang Bang Bang, salah satu pemukiman utama Umat Hindu di Kota Mataram yang berada di pusat ekonomi dan bisnis Cakranegara.

Dalam kesempatan ini, turut hadir mendampingi Rachmat, Ketua DPC PDI Kota Mataram I Made Slamet, dan tujuh calon Anggota Legislatif PDI Perjuangan untuk DPRD Kota Mataram dari Daerah Pemilihan 5, Cakranegara. Selain itu, hadir pula Calon Anggota DPD RI dari NTB Nomor Urut 10, Hj Maureen Grace Wenas.

Simakrama ini diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dilanjutkan dengan menyanyikan Mars PDI Perjuangan. Terlihat Anggota Tim Pengawas Pemilu dari Kecamatan Cakranegara berada di lokasi selama Simakrama berlangsung.

Made Krisna Yudha, Inisiator Simakrama PDI Perjuangan Bersama Masyarakat ini mengemukakan, kegiatan tersebut bermula dari komunikasi intens dirinya dengan masyarakat yang ingin bertemu langsung dengan calon-calon yang diusung PDI Perjuangan dalam Pemilu legislatif 14 Februari mendatang.

”Masyarakat menyampaikan ke kami, balihonya memang ada d mana mana. Stiker juga ada di mana mana. Begitu juga pamflet ada di mana mana. Tapi masyarakat menyampaikan kalau mereka ingin melihat wajah calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan dan berdialog langsung dengan mereka. Terutama yang dari Dapil Lima Cakranegara,” ungkap Yudha.

Tokoh Pemuda Karang Bang Bang yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan ini menjelaskan, hal itu pula yang mendasari masyarakat begitu antusias hadir dalam Simakrama ini. Mereka datang secara langsung untuk mengetahui ide, gagasan, dan juga keberpihakan calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan untuk masyarakat.

”Setelah Simakrama ini, masyarakat yang keluar dari Balai Banjar ini, akan semakin menguatkan hati, membulatkan tekad, dan menyatukan suara untuk memenangkan PDI Perjuangan. Inilah semangat yang terus kami gelorakan,” kata Yudha seraya mengingatkan seluruh hadirin, kalau hari pencoblosan sudah tinggal menghitung hari.

Didaulat untuk menyampaikan orasi dalam Simakrama tersebut, H Rachmat Hidayat menyampaikan kalau dirinya akan berkampanye sedikit saja. Selebihnya, dirinya hanya ingin menjelaskan bagaimana sejarah dan pertautan antara PDI Perjuangan dengan masyarakat dari Umat Hindu yang sudah terjalin dalam kurun waktu lebih dari lima dekade semenjak tahun 1973.

Rachmat pun menuturkan bagaimana Umat Hindu di NTB begitu mencintai PDI Perjuangan. Rachmat tahu persis hal tersebut, bahkan semenjak hari pertama dirinya bergabung dengan PDI Perjuangan tahun 1977. Politisi senior NTB ini menceritakan bagaimana ketika Orde Baru berkuasa dengan otoriter dan tidak bersahabat dengan partai di luar pemerintahan, masyarakat dari Umat Hindu tetap berada di belakang PDI Perjuangan dan memberikan dukungan yang tiada tara.

Karena itu, menghadiri Simakrama di tengah-tengah Umat Hindu dari 20 Banjar di Cakranegara, hati Rachmat begitu membuncah. Dia mengaku sangat berbahagia berada di tengah-tengah saudara-saudaranya dari kalangan Umat Hindu.

”Saya tahu, besarnya partai ini adalah sumbangsih yang luar biasa dari saudara-saudara kami dari kalangan Umat Hindu,” ucap Rachmat.

Tokoh kharismatik Bumi Gora yang sudah delapan periode menjadi Anggota Legislatif ini pun menuturkan catatan-catatan sejarah dengan begitu fasih tentang bagaimana tokoh-tokoh dari kalangan Umat Hindu bahu membahu untuk turut membesarkan PDI Perjuangan di NTB dalam empat dekade terakhir. Terutama di Kota Mataram.

Karena itu, tatkala dirinya mendapat amanah untuk memimpin partai, baik ketika masih di tingkat kabupaten di Lombok Timur, hingga memimpin partai di tingkat provinsi, Rachmat menabalkan komitmen untuk memberi perhatian kepada Umat Hindu. Pun begitu, calon Anggota legislatif dari  Umat Hindu pun diberi porsi yang seimbang.

Rachmat menuturkan, dalam Pemilu 1999, saat PDI Perjuangan menjadi pemenang Pemilu di Kota Mataram, saat itu, PDI Perjuangan menempatkan 10 kadernya di lembaga wakil rakyat. Lima orang Anggota DPRD dari PDI Perjuangan kala itu berasal dari Umat Hindu. Sebanyak lima orang lainnya dari Umat Muslim. Dan saat ini, dari lima Anggota DPRD Kota Mataram dari PDI Perjuangan, empat di antaranya adalah dari Umat Hindu.

Karena itu, Rachmat Hidayat pun mengingatkan kepada seluruh calon Anggota Legislatif dari Dapil 5 Cakranegara, manakala mereka mendapat kepercayaan dari masyarakat dari Umat Hindu untuk duduk di lembaga wakil rakyat, tak sekalipun mereka boleh lupa kepada masyarakat pemilihnya.

”Ini menjadi komitmen saya kepada Bapak dan Ibu-Ibu. Jika mereka terpilih, lalu lupa kepada bapak-bapak dan Ibu-Ibu, maka tanpa pikir panjang, saya akan memecat mereka. Ini komitmen PDI Perjuangan,” tandas Anggota Komisi VIII DPR RI ini yang disambut tepuk tangan riuh hadirin.

Rachmat pun menyampaikan, bahwa lima Anggota DPRD Kota Mataram dari PDI Perjuangan yang kini sedang menjabat, ibarat sudah menjadi modal awal yang besar untuk masyarakat. Dirinya pun yakin, jumlah kursi keterwakilan masyarakat dari PDI Perjuangan bisa bertambah dalam Pemilu 2024 ini di DPRD Kota Mataram.

”Semakin banyak wakilnya Bapak Ibu dari PDI Perjuangan, semakin makmur Bapak Ibu,” katanya.

Menjadi komitmen para Calon Anggota Legislatif dari PDI Perjuangan di Kota Mataram untuk berkontribusi dalam menyiapkan Tanah Pelaba untuk pura. Menyiapkan diri untuk membantu Banjar dan juga aktivitas masyarakat dari kalangan Umat Hindu.

”Kalau hanya sekedar freezer untuk pengawetan jenazah, itu hanya soal kecil,” ucap Rachmat yang kali ini disambut aplaus dalam waktu lama oleh masyarakat yang hadir.

Dalam kesempatan tersebut, Rachmat pun mengingatkan agar Umat Hindu tidak memposisikan diri sebagai minoritas. Politisi lintas zaman ini pun mengingatkan, bagi PDI Perjuangan, tidak ada masyarakat minoritas. Semua memiliki hak yang sama. Dan berhak pula ada perhatian yang sama.

Rachmat juga menuturkan bagaimana dirinya dulu memperjuangkan agar Institut Agama Islam Negeri Mataram naik status menjadi Universitas Islam Negeri Mataram. Pada saat yang sama, dirinya juga menginisiasi naik status Sekolah Tinggi Negeri Agama Hindu (STAHN) menjadi Institut Agama Hindu Negeri.

”Itulah enaknya, jika Bapak Ibu memiliki wakil di DPR RI, maupun di DPRD kabupaten/kota,” ucap Rachmat.

Tetap Ajeg untuk Umat

Pada kesempatan tersebut, ditegaskan Rachmat bahwa PDI Perjuangan tetap ajeg untuk melayani masyarakat Umat Hindu. Dirinya kata Rachmat menjadi jaminan atas hal tersebut. Menurut Rachmat, saat ini bukanlah saatnya bagi masyarakat untuk coba-coba partai. Sebab, partai tidak bisa dicoba-coba.

”Mengapa harus partai yang krecek-krecek. Karuan saja bersama PDI Perjuangan yang sudah besar,” ucapnya yang disambut tawa geeer hadirin.

Di sela-sela orasi tersebut, Rachmat pun memanggil satu persatu calon Anggota legislatif dari PDI Perjuangan untuk naik ke atas panggung. Diperkenalkan mereka seluruhnya kepada hadirin. Turut naik ke panggung pula, Maureen Grace Wenas, calon Anggota DPD RI yang memiliki pertautan dengan PDI Perjuangan.

Dalam kesempatan tersebut, satu persatu calon Anggota Legislatif dari Dapil Lima Cakranegara memperkenalkan diri. Menjelaskan visi dan misi mereka kepada masyarakat. Pada prinsipnya, jika mendapat amanah, mereka siap melayani masyarakat 24 jam dalam sehari.

Rachmat mengingatkan mereka untuk tetap ikhlas. Tegur dan sapa masyarakat. Itu menjadi modal utama. Sementara memberi dan lainnya, itu adalah persoalan yang kesekian. Bukanlah soal yang utama.

”Ikhlas yang paling penting. Sebab, Tuhan akan mencatat itu,” tandas Rachmat.

Terkait calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusung PDI Perjuangan Ganjar-Mahfud, Rachmat menegaskan, pasangan ini akan ditakdirkan memimpin Indonesia. Karena itu, bagaimanapun kini pasangan ini dipojokkan, rakyat yang menentukan.

”Kalau mengenai Ganjar-Mahfud. Saya nggak usah ngomong. Pasti jadi. Biar dipojokkan mau pakai apa saja. Rakyat sudah pamah. Ganjar-Mahfud jadi karena didukung rakyat,” tandasnya.

Simakrama ini pun ditutup oleh closing statement Made Kresna Yudha dengan mengutip penggalan pidato Bung Karno.

”Suara rakyat adalah suara Tuhan,” kata Yudha.

Rachmat pun pamit. Berebut seluruh hadirin menyalami salah satu tokoh kharismatik Bumi Gora ini. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *