Peserta Muni’s English Course Gelar Aksi Serentak Bersih-bersih Lingkungan

Lombok Timur – Muni’s English Course, baru  3 bulan menerima relawan kursus bahasa inggris dari luar negeri, bekerjasama dengan sekolah-sekolah yang membutuhkan pengajar bahasa Inggris langsung (Native Speaker).

Muni’s Homestay melaksanakan aksi serentak kerja bakti dan pilah sampah di lingkungan Polak Penyayang Kampung Baru Masbagik Selatan Lombok Timur pada Selasa, 28 Januari 2025.

Kegiatan ini sebagai tindak lanjut peserta kursus bahasa Inggris untuk mengenal kebersihan lingkungan dan mengenali sekitar nama -nama jenis sampah dalam bahasa inggris bersama guru-guru mereka, Ruben (30) dari Negara Norway / Norwegia dan Ellen (35) dari Negara Belgia. Mereka adalah Relawan. Ruben tamu Muni’s homestay Polak Penyayang Desa Masbagik Selatan dan Ellen tamu dari Rinjani Terrace Cottage Desa Lendang Nangka.

Menurut Owner Muni’s Homestay, Asmuni, kegiatan cleanup sore ini mengusung Tema “Kami peserta kursus Bersih-bersih untuk Memberi Ruang Kehidupan. “Make Rooms for life! berupa aksi gotong royong serentak,” katanya.

“Kegiatan ini merupakan aksi bersih-bersih serentak peserta kursus dengan tujuan mendidik anak-anak sejak dini peduli kebersihan dan membersihkan kampung Polak penyayang dan sekitarnya dari sampah plastik dari permasalahan sampah dan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat serta mendorong kolaborasi dari berbagai pihak untuk mewujudkan Lombok Bersih,” tegas Asmuni.

Salah seorang Guru, Ruben yang berasal dari Norwegia, mengtakan kegiatan seperti ini agar dilakukan setiap hari di rumahnya, dibiasakan sejak kecil agar lingkungan bersih dan sehat, karena sampah adalah sisa-sisa buangan yang tidak digunakan lagi, baik sampah dari manusia, hewan, maupun tumbuhan. “Sampah dapat berupa padat, cair, atau gas,” sebut Ruben.

Lebih lanjut Ruben contohkan, apabila binatang memakan plastik lalu manusia mengkonsumsi daging binatang tersebut maka akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia. 

Sedangkan Ellen, Guru yang berasal Belgia, mengatakan bahwa sampah plastik sampah anorganik sulit terurai dan dapat didaur ulang menjadi produk baru. 

“Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan dan berdampak buruk bagi kesehatan,” ujar Ellen.

Beberapa anak mengatakan sangat senang dengan adanya kursus gratis, untuk mengisi kegiatan sore hari, apalagi seperti ikut bersih-bersih (cleanup) di sekitar kampung, walaupun sedikit capek tapi mereka happy katanya. (Asbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *