Lombok Timur – Wisata Relawan atau Voluntourism kian populer dalam beberapa tahun terakhir dengan semakin berkembangnya minat orang-orang muda dari mancanegara untuk bepergian.
Mereka melakukan perjalanan ke daerah-daerah wisata di berbagai penjuru Indonesia. Mereka juga membantu memberdayakan komunitas setempat. Salah satu jenis wisata relawan yang paling diminati adalah yang terfokus pada bidang pendidikan (teaching).
Ahyak Mudin, Pengawas Lombok Homestay Association mengatakan, awal kali membuka volunteer traveling and teaching itu yang mendaftar lewat booking.com dan media lainnya hanya tiga orang. Kemudian meningkat menjadi tujuh orang, kemudian 20 (orang). “Sampai saat ini hampir setiap bulan terisi yang mendaftar sebagai volunteer bahkan sampai bulan Juli 2025 yang akan datang,” sebutnya.
Dikatan oleh Ahyak Mudin, selain profesi Guru, bidang pertanian dan pertamanan, Ia juga membuka relawan untuk pemusik atau musisi. Tidak menunggu lama relawan musisi atau penyanyi yang mendaftar datang dari Negeri Jerman.
Pada Hari ini kita lihat Flo dari Jerman baru berusia 19 tahun, selain menyanyi dia juga pemain biola di negerinya. Pada hari Sabtu (22/2) Flo membuktikan kemahiran di bidang tarik suara tampil bersama KATANADA Band di Warung AA Bandung Masbagik membawakan 8 buah lagu kekinian,” katanya.
Ditambahkan oleh Ketua Lombok Homestay Association Provinsi NTB yang juga ikut menyaksikan di warung AA Bandung, H.Azis Zuhdi, sebagian alasannya karena adanya trend social traveling dan kecanduan banyak orang, terutama kalangan milenial dan gen Z terhadap media sosial. “Kecanduan itu sendiri, menurutnya, karena tingginya ketereksposan mereka pada Instagram, Facebook, Twitter dan Tik Tok dan lainnya,” terang Aziz.
“Pada intinya memenuhi kebutuhan mereka akan konten yang menarik. Lewat program ini, di akun media sosial, peserta bisa memposting keindahan Alam Pulau Lombok dan kegiatan mereka yang positif,” imbuhnya.
Azis sendiri menganggap wisata relawan sebagai kegiatan penting yang seharusnya mendapat dukungan banyak pihak. Pasalnya, selama ini, komunitas di sekitar lokasi wisata sering menjadi pihak yang paling menerima manfaat dari kemajuan yang dicapai wilayahnya. (Asbar)