Kepala Desa Puncak Jeringo Kukuhkan Pokdarwis. Jangan Sampai Mata Air Menjadi Air Mata

Lombok Timur – Kepala Desa Puncak Jeringo H. Abdul Karim mengukuhkan Pengurus Pokdarwis Puncak Jeringo periode 2024-2027. Acara tersebut disaksikan oleh Pembina Pokdarwis Lombok Timur Ahyak Mudin, Anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Timur Sareh Erwin, seluruh Forkopimca Kecamatan Suela, Tokoh agama dan Budaya, Dinas kehutanan Lombok Timur, serta 25 orang pengurus dan anggota Pokdarwis puncak Jeringo. Acara ini berlangsung di Kantor Desa Puncak Jeringo Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur, pada hari Kamis (6/6).

Desa Puncak Jeringo termasuk Desa yang berada di kaki Gunung Rinjani. Hingga kini masih dijaga kelestariannya. Desa Puncak Jeringo adalah Desa Pemekaran dari Desa Perigi di Kecamatan Suela. Desa ini memiliki potensi Agrowisata yang sangat mengagumkan dan memiliki pemandangan Alam pegunungan, gili dan lautan yang sangat indah bagai lukisan. Puncak Jeringo adalah Mutiara Agrowisata yang Masih asli.

Dalam sambutannya Kepala Desa Puncak Jeringo mengharapkan Masyarakat Desa Puncak Jeringo memiliki semangat membangun Pariwisata dengan memelihara kelestarian alam. Menurutnya di Puncak Jeringo ini terdapat 33 mata Air, baik yang terdapat di kawasan hutan maupun di luar kawasan. Ia berharap jangan sampai banyaknya mata air ini, hutannya hilang yang akhirnya jadi Air mata. Oleh sebab itu, Ia meminta kepada Pokdarwis untuk kerjasama dengan Dinas Kehutanan untuk menanam pohon kayu kembali agar puncak Jeringo lestari.

“Pemdes Puncak Jeringo pada tahun 2024 ini akan menganggarkan Pokdarwis untuk membuat Rest area dan berugak serta tempat pembuangan air (BAB) Senilai 50 juta Rupiah,” tegasnya.

Pembina Pokdarwis Lombok Timur, Ahyak Mudin dalam sambutannya, mengatakan dengan semangat pariwisata, Masyarakat Desa Puncak Jeringo mulai membentuk Organisasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) pada tahun 2016 dan sampai tahun 2024 ini sudah 3 kali pergantian Pengurus.

Lanjut, Ahyak Mudin atau sering dipanggil TGP (Tuan Guru Pariwisata), menyampaikan bahwa syarat mutlak untuk menjadi Desa Wisata baik dari Kemenpr dan Kemendes sama. “Pertama, di Desa tersebut harus ada Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Kedua, minimal ada 5 kamar Homestay, Ada Paket wisata, dan punya kalender event tahunan,” sebutnya.

Begitu pula dalam perencanaan pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat, ujar TGP, harus ada Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas. “Atraksi wisata adalah salah satu daya tarik yang memiliki nilai tersendiri dan mampu menarik para wisatawan agar mau berkunjung ke tempat tujuan daerah wisata. Amenitas berkaitan dengan ketersediaan sarana akomodasi untuk menginap serta restoran atau warung untuk makan dan minum. Terakhir Aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur untuk menuju destinasi. Akses jalan raya, ketersediaan sarana transportasi dan rambu-rambu penunjuk jalan merupakan aspek penting bagi sebuah destinasi,” terang TGP.

Di tempat yang sama, Anggota BPPD Kabupaten Lombok Timur Sareh Erwin yang juga Guide Senior di Lombok Timur,  mengucapkan selamat kepada pengurus baru Pokdarwis Puncak Jeringo dengan harapan ke depan dalam memajukan Pariwisata sekaligus juga melestarikan hutan yang ada di puncak Jeringo yang indah ini.

“Untuk dimaklumi, tugas kami Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) adalah meningkatkan citra kepariwisataan di Kabupaten Lombok Timur, meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, meningkatkan kunjungan wisatawan domestik, jadi apa bila persyaratan sebagai Desa Wisata terpenuhi maka otomatis memudahkan kami BPPD untuk mempromosikan Desa Puncak Jeringo di mata dunia, tentunya untuk kesejahteraan Masyarakat lokal di sini,” sebut Erwin.

Sedangkan, Ketua Pokdarwis Puncak Jeringo yang baru, Nasruddin mengatakan bahwa, pengurus Pokdarwis dan anggotanya ada 25 orang. Dalam kepengurusannya, Pokdarwis Puncak Jeringo sudah mengagendakan program kerja. Tahun 2024 merencanakan  membuat Rest Area dan mengurus izin dari Dinas Kehutanan untuk mengelola 77 Ha tanah. Tanah tersebut untuk ditanami berbagai jenis buahan-buahan seperti durian dan pohon produktif, dengan tujuan agar hutan hijau kembali sehingga mata air tetap terjaga. “Kami juga berharap agar pembangunan embung oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara Cepat terlaksana.” ujar Nasruddin dengan penuh harap. (Asbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *