Explore Potensi Wisata Budaya dan Alam Penelando

Lombok Timur – Perjalanan menyusuri muara mangrove menggunakan perahu nelayan dari dusun Pene menuju Gili Linus dan Gili Pasir merupakan suatu perjalanan yang mengasikkan. Kita akan disuguhkan pemandangan di mana kiri dan kanan diapit tanaman mangrove. 

Perahu melaju memecah ombak menuju Teluk Ekas yang indah dengan pasir putih di sisi barat dan pasir hitam di sisi timur. Maka dari kejauhan sudah terlihat Gili Linus dan pantai Batu Nampar.

Wartawan massmedia berkesempatan untuk menjelajah keindahan ini bersama Kepala Kantor Perwakilan Yayasan Desa Wisata Nusantara (DEWISNU) Lombok Timur, Ahyak Mudin dan Kepala Dusun Pene Mohamad Fauzi, Rabu(26/5) .

Mohamad Fauzi menuturkan secara rinci Destinasi Wisata yang ada di wilayah nya sebagai Pusat Budaya dan Alam. Pusat budaya alam ditandai dengan adanya tiga rumah adat Bale Beleq, Makam Datu Pene, dan Upacara Adat. Upacara adat ini bisa 7 kali dalam satu tahunnya. Puncaknya di acara Budaya Penelando.

Sedangkan destinasi alamnya ada Bukit Wengkek, Gili Pasir, dan Gili Linus. Bukit Wengkek adalah satu bukit yang langsung viewnya ke Teluk Ekas, sedangkan Gili Pasir menurut Fauzi munculnya hanya dua minggu dalam satu bulannya. Dan ada waktu waktu tertentu untuk sampai kesana. Terletak antara teluk Ekas dan teluk Awang.

Sedangkan Gili Linus, dijelaskan oleh Kadus Pene, merupakan bukit batu hitam yang tersusun rapi berbentuk piramid dengan ketinggian sekitar 100 meter lebih dari permukaan laut. Batu-batuan tersebut berbentuk segi empat dan persegi panjang tersusun ke puncak dan jumlahnya bisa jutaan batu.

 

“Untuk sampai ke Gili Linus dari Dusun Pene Sagik Mateng dengan menggunakan perahu nelayan 20 menit sedangkan ke Gili Pasir kurang lebih satu jam,” terangnya.

 Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan DEWISNU Lombok Timur, Ahyak Mudin, mengatakan dirinya sudah melakukan explore Desa Pene ini satu setengah tahun lamanya.  Ada dua hal yang bisa digabung yaitu Budaya dan Alam yang menarik dari sisi Tour Guide. Pertama adalah hutan bakau, kedua Small Island dan ketiga adalah pantai. 

“Unikasi pene ini adalah kita ingin menjual secara kepariwisataan Budaya dan Alam, yaitu dengan menawarkan Program ONE DAY TOUR,” beber Praktisi Pariwisata ini. Ahyak Mudin melanjutkan, Starting pointnya adalah menyusuri hutan bakau lalu menuju Gili Pasir kalau beruntung, karena Gili pasir tersebut hanya muncul beberapa jam saja, setelah itu menuju Gili Linus, setelah selesai Gili Linus lalu ke pantai Wengkek, pantai yang tidak ada pasirnya, tapi batu batuan hitam, lalu menuju Bukit Wengkek, satu tempat yang viewnya bagus, enak untuk relaksasi, dan panoramanya indah, bisa menggoda wisatawan untuk bersantai di situ.

Ke depan Menurut Tuan Guru Pariwisata ini, one day tour Penelando bisa jadi paket wisata. “Dan diharapkan Pemerintah Desa dan komunitas-komunitas yang ada bisa menyambut dengan baik, sebab Penelando ini berada di kecamatan Jerowaru yang berbatasan langsung dengan KEK MANDALIKA, ” tutupnya. (Asbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *