Lombok Timur – Giat semangat Pemuda dan Karang Taruna Ekas Buana untuk mengembangkan Destinasi Wisata di wilayah selatan sudah terbukti dengan berkembangnya Pantai Kura-kura.
Ketua Karang Taruna Desa Ekas Buana Lalu Satrah ketika ditemui di Tourism Information Center (TIC), Selasa (31/8), menceritakan kepada media ini tentang pengelolaan pantai kura-kura di mulai pada tanggal 18 Agustus 2019. Berawal dari kedatangan tamu saat itu dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yang melaksanakan KKN PPM UGM 2019, dengan Program Kepariwisataan dengan pendampingan selama 5 tahun berturut turut di destinasi pantai Kura-kura dan berkembang sampai sekarang.
“Pada tahun 2020, KKN PPM UGM dilaksanakan di wilayah Batu Nampar namun karena saat itu sedang merebaknya Covid-19 di mana-mana sehingga KKN tersebut dibatalkan,” ungkapnya.
Dan pada tahun 2021, kata Ketua Karang Taruna ini, Pemerintah Desa Ekas Buana bersurat ke Dinas Pendapatan Daerah Lombok Timur, selanjutnya Dispenda bersurat ke UGM Yogyakarta meminta kembali KKN UGM untuk tahun 2021 dilaksanakan di Desa Ekas Buana.
“Dengan berhasilnya mengelola pantai Kura-kura, maka kami ingin mengembangkan pantai Batu Payung, karena pertimbangannya, di Ekas Buana ini potensial sekali. Hampir di semua kekadusan garis pantainya menarik untuk dijadikan tempat-tempat yang bisa dikembangkan untuk Destinasi Wisata,” sebutnya.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Lalu Satrah, bahwa Desa Ekas Buana ini terdiri dari 5 kekadusan. Masing-masing kekadusan mempunyai aset pantai sendiri-sendiri.
“Seperti Pantai Laut Surga termasuk Kekadusan Sungkun, Pantai Kura-kura Dusun Batu Dagong, Pantai Rungkaq Sari Dusun Lendang Terak, Pantai Batu Payung Dusun Kuang Adil, Pantai Gemilang Buana Dusun Ekas Induk, Pantai Mangrove kekadusan Ekas Damai,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, Pantai Batu Payung yang berada di kekadusan Kuang Adil merupakan program KKN PPM UGM tahun 2021. Karena masih PPKM untuk awal ini masih dilakukan secara on-line mulai tanggal 6 Agustus 2021 yang lalu, sebanyak 7 orang mahasiswa UGM yang dipimpin Drs. Imam Suyanto, bekerja sama dengan karang Taruna Desa Ekas Buana yaitu Lalu Satrah, M.Rifai, Kadus Dagong dan Sofiandi
Karena bekerjasama dengan Desa, baru pengerjaan pada tahap awal, sehingga akses jalan menuju kesana belum bisa dilewati roda 4. Karang Taruna Desa Ekas Buana mengharapkan dari pemerintah Desa, untuk bersurat ke Pemda Lombok Timur, agar Pemda komunikasikan sama investor terkait, tentang pembebasan lahan untuk jalan.
Tanah tersebut kata Satrah pemiliknya atas nama Abdullah, asli dari Narmada, tapi berdomisili di Bali.
Jalan yang diusulkan untuk dibebaskan menjadi jalan menuju pantai Batu Payung hanya 1 km, dari jalan besar, dan Ia optimis orang yang punya tanah pasti memberikan.
Pantai Batu Payung sudah mulai dilirik oleh wisatawan, walaupun baru dibuatkan fasilitas dengan satu buah ayunan, spot-spot foto dan icon yang berupa batu payung. Walauoun jalan yang baru bisa dilalui pengendara sepeda motor saja.
Menurut Lalu Satrah, mereka optimis kalau sudah ada jalan bisa masuk roda 4 dan beraspal Pantai Batu Payung ini akan menjadi Destinasi Wisata alternatif untuk wilayah selatan Lombok,” tutupnya dengan penuh semangat. (Asbar)