Lombok Timur – Melestarikan budaya dan tradisi makanan di Indonesia, bisa dilakukan dengan berbagai cara termasuk mengenalkannya lewat pariwisata. Melalui Desa Wisata, para pelancong baik domestik maupun mancanegara bisa belajar budaya memasak di suatu daerah.
TurisĀ asal Belanda IMA (19) tertarik Program cooking class yang ditawarkan pemandunya, yaitu bagaimana proses membuat kopi tradisional dan proses pembuatan coconut oil (minyak kelapa), bertempat di rumah Inaq Asni Kampung Kebon Lauk Masbagik selatan. Ia mempraktekkannya dari mulai marut kelapa hingga dimasak sampai menjadi minyak goreng. Proses tersebut memakan waktu 3 jam lebih. Sedangkan pembuatan kopi kurang lebih satu jam.
Sehari sebelumnya Lukas Warga negara Jerman dan temannya, tamu Muni’s homestay mereka ikut inaq Asni berbelanja ke pasar tradisional Masbagik. Mereka berbelanja bahan-bahan untuk membuat tahu isi, tempe penyet, ayam geprek, sate dan lain-lain. Lalu mereka praktek membuatnya dan hasilnya dimakan bersama-sama.
Sedangkan tamu dari Swiss, Fatin, Julia, Vinsen, hasil pembuatan kopinya yang sudah bubuk dan masih berupa butir-butir kecil serta kopi yang sudah disangrai (roasting,) mereka bawa pulang ke negaranya sebagai oleh-oleh.
Mereka merasa kegiatan tersebut merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan sehingga sangat direkomendasikan, terbukti mereka menulisnya melalui ulasan-ulasan wajib untuk diikuti.
Selain itu, wisatawan merasa bahwa program tersebut menunjukan budaya Masyarakat Suku Sasak Lombok dan masakannya enak. Keramahtamahan khas Lombok, merupakan pengalaman otentik dan merasa belajar hal baru dalam hidupnya yang di negaranya tidak ada. (Asbar)