Lombok Timur – Setiap kampus memiliki kewajiban menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Atas dasar itulah kampus STITNU Al-Mahsuni terus berupaya melakukan yang terbaik bagi masyarakat. Kali ini, STITNU Al-Mahsuni bekerja sama dengan Fatayat NU Lombok Timur mengadakan Workshop ekonomi kreatif dan praktik membuat konten pemasaran di media sosial untuk ibu PKK Desa Lenek Pesiraman, Lombok Timur, Sabtu (3/9).
Workshop langsung dibuka oleh Kepala Desa Lenek Pesiraman, M. Surya Jaya Baitul Yadin. Dalam sambutannya, Ia mengatakan, Pemerintah Desa Lenek Pesiraman sangat mendukung kegiatan yang dilakukan ibu-ibu PKK Lenek Pesiraman. “Semoga kegiatan handicraft berbasis ekonomi kreatif ini bermanfaat untuk mempromosikan potensi desa lewat sosial media,” ujarnya.
Kegiatan workshop dibagi menjadi tiga sesi. Pertama inspirasi, kedua praktek membuat kerajinan, ketiga sesi praktik mengelola dan manajemen konten pemasaran online (digital marketing). Narasumber pada workshop tersebut adalah Ketua PC Fatayat NU Lotim, Haliliah, M.Pd dan Akademisi STITNU Al-Mahsuni Nurlaila, M.Pd. Kegiatan berlangsung selama 3 jam di Kantor Desa Lenek Pesiraman.
Haliliah, M.Pd selaku Ketua Fatayat NU Lotim mengatakan, pelatihan tersebut bertujuan untuk membekali ibu-ibu dan komunitas pengrajin dengan keterampilan tangan yang diolah sederhana, tapi bernilai tinggi dan dapat dijadikan sebagai usaha ekonomi kreatif di Desa Lenek Pesiraman.
“Kami di Fatayat NU Lotim percaya, jika kerajinan olahan PKK Desa Lenek Pesiraman dikemas kreatif, pasti bisa menghasilkan nilai tambah,” ungkap Haliliah, M.Pd saat memberikan sambutan di depan anggota PKK Desa Lenek Pesiraman.
Dalam workshop tersebut, peserta diberikan materi handicraft sederhana dan teknik dasar membuat hiasan bros mutiara, membuat kalung dan strap masker. Olahan produk yang dibuat menggunakan bahan dasar mutiara (mutiara sintesis, mutiara air tawar Lombok dan atau manik-manik batu).
Di sesi praktik membuat konten pemasaran di sosial media, Nurlaila, M.Pd mengatakan, di era teknologi saat ini, Ibu-ibu PKK dan komunitas perempuan pengrajin di Desa Lenek Pesiraman harus punya kecakapan mempromosikan produk olahannya di media sosial seperti Facebook dan Instagram.
“Kemampuan pemasaran di sosial media sangat dibutuhkan, terutama pengrajin usaha di bidang ekonomi kreatif,” papar STITNU Al-Mahsuni ini.
Dalam kegiatan penutup, kedua pemateri bersepakat untuk terus berkolaborasi antara Fatayat NU Lotim dan STITNU Al-Mahsuni dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan. (*)