Lombok Timur – Pesta Demokrasi tingkat Desa secara serentak di Lombok Timur tinggal menghitung hari. Sebanyak 27 Desa Se Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 28 Juli 2021 mendatang akan menyelenggarakan Pemilihan Kepala Desa (PILKADES).
Salah satu desa yang ikut menyelenggarakan PILKADES serentak ini adalah Desa Tetebatu Kecamatan Sikur. Lima Calon Kades akan memperebutkan posisi orang nomor 1 di Desa Wisata tertua di Bumi Patuh Karya ini.
Adalah Raden Nino Soedjono, Calon Kepala Desa Tetebatu Nomor Urut 03, yang akan ikut pada gelaran tahun ini. Tumbuh dan besar di Tetebatu puluhan tahun yang lalu membuat cerita masa lalu yang gemilang Tetebatu melekat di hatinya. Bagaimana Desa ini menjadi catatan sejarah untuk Lombok secara umum maupun Lombok Timur secara khusus tak lekang dari ingatannya.
Sejarah panjang keberadaan tetebatu dan sekitarnya, Tidak terlepas dari dokter Soedjono. Desa Tetebatu telah mekar menjadi dua yaitu Desa Tetebatu dan Desa Tetebatu Selatan (TBS). Desa Tetebatu akan menyelenggarakan Pilkades serentak tanggal 28 Juli yang akan datang.
Salah seorang cucu dari dokter Soedjono yaitu Raden Nino Soedjono tergugah ingin mengabdikan hidupnya untuk membangun desanya ke arah Tetebatu yang Aman, Nyaman, Bersih, Sehat, dan Damai berdasarkan potensi Desa berlandaskan Agama serta adat dan Budaya, melalui tata kelola Pemerintahan yang transparan bertanggung jawab dan inovatif.
Menurut Nino kepada massmedia di rumahnya hari Minggu (18/7) jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Desa Tetebatu terdaftar 5.472 pemilih. Sampai saat ini, belum ada pemutakhiran data dari KPU, disebabkan banyak warga Tetebatu yang mencari nafkah di luar daerah atau menjadi TKI. Lima Tahun yang lalu saja, menurut Nino, hanya 4.700 pemilih, sebagian keluar daerah.
Raden Nino mengaku, dirinya tidak sekolah tinggi, hanya bisa baca dan tulis saja, akunya dengan nada merendah. Pernah bekerja di PT. Sadana Arif Nusa selama 11 tahun menjadi petani 10 besar, merangkap sebagai konsultan Alih Teknologi Tembakau Virginia dari Zimbabwe ke Lombok.
Ayah dari enam orang anak ini telah 14 tahun berjuang untuk Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera (Hutlesmasra). Yaitu Merehabilitasi kawasan Nasional Gunung Rinjani, dimulai Pengurusan perizinan dan MoU dengan TNGR pada tahun 2005, luasnya 210 ha.
Pada tahun 2006, Nino mulai bekerja. Hutan pesisir Gunung Rinjani yang sudah gundul penuh dengan semak-semak, direhab mulai penanaman pohon seluas 10 hektare terus bertambah sampai sekarang luasnya 210 hektare.
Program Rehabilitasi Hutan oleh Raden Nino ini, dimulai dengan penanaman pohon produktif yaitu semua jenis buah-buahan lokal seperti Buah Durian, Nangka, Kaliadem, Punik, jenis tanaman keras seperti Mahoni, Bajur, Rajumas, Kemiri dan lainnya.
Dimulai dari Orong Gerisak, Lingkung, Kembang Sari, semuanya terdiri dari 8 kekadusan. Lebih lanjut ujar Nino, Masyarakat yang terlibat sudah menikmati hasilnya. Dari lahan 210 hektare ini sangat besar manfaatnya hingga kini yaitu ketersediaan pakan ternak, ada rumput gajah, Sudan grass, dan lainnya.
Berdasarkan riset yang pernah dilakukannya, menurut Nino, kalau dilihat berapa nilai harga rumput yang keluar dari kawasan ini dirinya menemukan angka Rp. 700 juta per tahun.
Sementara itu, Nino bekerjasama dengan masyarakat setempat merintis bidang peternakan dimulai dengan mendata ternak yang ada pada waktu itu sekitar 300 ekor Sapi Lokal. Lalu seiring waktu berkembang saat ini menjadi 800 ekor Sapi, di antaranya ada Sapi Limousin, Simental, dan Brangus.
Perkawinan silang asimilasi dengan sapi lokal dilakukannya, sehingga berkembang sampai saat ini. Anakan jantan dari lahir sampai umur 18 bulan bisa mencapai berat 800 kg sedang sapi lokal dengan berat yang sama membutuhkan waktu 3 tahun.
Apabila dipercaya masyarakat untuk memimpin Desa Tetebatu 5 tahun ke depan, Raden Nino berencana akan mengembangkan kebun-kebun masyarakat dari tanaman yang saat ini kurang produktif, menjadi menanam jenis tanaman lain yang nilai ekonominya lebih menguntungkan. Misalnya saja saat ini penduduk Tetebatu menanam Talas, umbi-umbian, pisang, dikembangkan dengan 9 bahan pokok Jamu misalnya, Kunyit, Jahe, Laos, Sirih, mint dan tanaman merambat seperti vanili. Untuk pemasaran jenis tanaman ini sangat dibutuhkan oleh pabrik-pabrik di pulau Jawa.
“Dengan melimpahnya bahan pokok Jamu, ke depan bisa saja di Tetebatu didirikan Pabrik Jamu, obat obatan dari jamu atau Produk wedang Jahe dan jenis lainnya,” tegasnya.
“Untuk Pariwisata, sudah lama kita kembangkan, tinggal kita menunggu kapan COVID-19 ini akan berakhir. Yang ingin saya kembangkan saat ini untuk pemuda yaitu dengan mengadakan pelatihan keterampilan untuk pemberdayaan pemuda Tetebatu. Disesuaikan dengan potensi yang ada di Tetebatu, misalnya di sini kan banyak kebun bambu Petung bisa dibuat Berugak atau Bungalow dan sentra kerajinan dari bambu yang punya nilai tinggi, atau kayu ukiran untuk Berugak bisa di ekspor ke luar negeri,” tutupnya. (Asbar)