Lombok Timur – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Mataram dikhawatirkan akan berdampak pada Kabupaten Lombok Timur.
Sudah hampir dua tahun lamanya berbagai upaya penanggulangan dilakukan pemerintah untuk meredam dampak dari pandemi Covid-19 di berbagai sektor.
Hampir seluruh sektor terdampak, tak hanya kesehatan. Sektor ekonomi juga mengalami dampak serius akibat pandemi Covid-19.
Pembatasan aktivitas masyarakat kali ini berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian.
Hal tersebut disampaikan oleh Maharani dari Lombok Research Center (LRC) saat dihubungi massmedia, Selasa (13/7). Menurutnya, PPKM Darurat oleh Pemerintah Kota Mataram akan berdampak terhadap Kabupaten Lombok Timur.
Menurut Maharani, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lotim tertinggi dari sektor pertanian secara umum (pertanian, kehutanan, perikanan). Jadi, ekonomi Lombok Timur didominasi oleh Hasil Produksi.
Menurut Maharani, kalau terjadi PPKM di Mataram dan adanya penyekatan masuk ke Mataram, Bali, dan Sumbawa, akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian Lombok Timur. Bisa jadi pertumbuhan ekonomi akan minus.
Hal ini dikarenakan Lombok Timur selama ini sebagai produsen hasil dan daerah lain sebagai konsumen. Jika distribusi terhambat akan menyebabkan barang banyak dan harga akan rendah.
Dikhawatirkan oleh Maharani, ini akan sangat berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan sangat dirasakan langsung oleh Masyarakat Lombok Timur.
Selain itu, pembatasan aktivitas baik ditempat kerja, tempat rekreasi, dan lainnya akan mempengaruhi pola konsumsi Masyarakat.
“60% pola konsumsi masyarakat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Lombok Timur pada khususnya dan Lombok pada umumnya,” ungkap Maharani.
Jika distribusi barang terhambat, kata Maharani, maka perputaran ekonomi secara umum akan terhambat, Masyarakat kecil yang menggantungkan hidupnya hanya dari pendapatan harian akan terganggu. “ini bisa menyebabkan model kemiskinan baru,” pungkasnya. (Asbar)