Lombok Timur – Euforia pariwisata dalam konteks lokal ditunjukkan dengan tumbuhnya desa wisata di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pemerintah Provinsi NTB melalui Keputusan Gubernur NTB Nomor 050.13-366/2019 telah menargetkan hingga tahun 2023 setidaknya sudah ada 99 desa wisata NTB Gemilang. Desa-desa tersebut sebagai pilot project di dalam pengembangan desa wisata lainnya di seluruh wilayah NTB.
Pada masa Pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi, peran pariwisata dalam pembangunan pedesaan nampak semakin relevan. Pembangunan Desa Wisata yang masuk dalam program unggulan NTB Gemilang tentunya memberikan angin segar bagi pemerataan ekonomi di NTB. Desa wisata dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan alam, budaya dan masyarakat.
Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk membangun desa wisata setidaknya ada tiga syarat yang harus dipenuhi. Pertama, melihat potensi yang ada di desa. Kedua, terdapat minat dan kesiapan masyarakat terhadap pengembangan destinasi wisata setempat. Dan ketiga, konsep desa wisatanya yang harus unik.
Melihat peluang itu, Kepala Desa Sukadana Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur, Lalu Dirakse, mulai melakukan pembenahan dan berencana membangun sebuah destinasi wisata di desa Sukadana.
Sabtu, (24/7) yang lalu, Kepala Desa Sukadana mengajak beberapa Kepala Dusun dan awak massmedia, untuk meninjau langsung lokasi pembangunan destinasi wisata di desanya.
“Di sinilah akan kami bangun sebuah destinasi wisata yang berbasis lokal” ungkap Lalu Diraksa kepada awak Massmedia siang itu.
Memang dilihat dari model struktur lahannya, pemandangan dan akses ke lokasi tersebut yang sangat dekat dengan jalan kabupaten membuat lokasi ini sangat cocok dikembangkan. Lalu Dirakse menjelaskan bahwa lokasi ini merupakan lahan milik masyarakat dan milik masjid. Dan semua sudah diserahkan pengelolaannya kepada desa. “Namun, untuk lahan milik masjid model pengelolaannya yaitu sistem sewa,” tambah Lalu Dirakse.
Lalu dirakse juga menjelaskan bahwa tahun ini sebenarnya desa sudah menganggarkan sebesar 400 juta rupiah untuk membuat beberapa bangunan fisik sebagai penunjang, seperti aula, berugak, dan rencana kolam renang. “Namun karena ada kendala teknis, maka anggaran dari desa kayaknya akan dikurangi. Akan tetapi kita tetap semangat untuk menuntaskan apa yang menjadi hajatan bersama. Dan ini murni untuk kepentingan masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan,” ungkap Lalu Dirakse penuh semangat.
Lalu Dirakse juga sangat terbuka jika ada masukan-masukan atau saran yang terkait dengan pengembangan desa wisata. “Kami sangat mengharapkan adanya masukan bagi pengembangan destinasi kami. Apalagi dari para pelaku wisata yang sudah berpengalaman,” ungkapnya.
Lalu Dirakse juga berharap dengan adanya pembangunan Desa Wisata dapat mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat di Desa yang Ia pimpin. “Mudah-mudahan dengan adanya destinasi wisata di desa Sukadana ini akan memberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan masyarakat Sukadana,” pungkasnya. (HH)