Desa Nglanggeran Dinobatkan sebagi Desa Wisata Terbaik Dunia Tahun 2021

Embung Nglanggeran

Yogyakarta – Desa Nglanggeran Kecamatan Patuk Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mewakili Indonesia dan dinobatkan sebagai Desa Wisata terbaik Dunia oleh United Nation World Tourism Organisation (UNWTO) dalam Ajang Best Tourism Villages 2021.

Pengelola Desa Wisata Nglanggeran kepada Media mengungkapkan, UNWTO menobatkan Desa Nglanggeran sebagai Desa Wisata Terbaik Dunia dalam Ajang Best Tourism Villages 2021, Kamis 2/12/2021. Menurut Sugeng Handoko, Sekretaris Pengelola Desa Wisata Nglanggeran, hal tersebut diraih dengan dukungan dari semua pihak. 

“Kita bersyukur mendapatkan kesempatan ini. Selanjutnya berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga Nglanggeran berkesempatan untuk menjadi salah satu Desa Wisata Terbaik UNWTO,” ujarnya ujarnya saat dikonfirmasi media ini melalui sambungan telefon.

Gunung Api Purba Nglanggeran

Dikatakan Sugeng, dalam ajang tersebut, Desa Nglanggeran diakui oleh UNWTO, merupakan salah satu contoh yang luar biasa menjadi tujuan wisata pedesaan dengan budaya dan aset alam serta kelestariannya. 

Menurutnya, Nglanggeran mempromosikan nilai-nilai pedesaan, berbasis masyarakat, produk dan gaya hidup serta memiliki komitmen yang jelas terhadap inovasi keberlanjutan dalam semua aspek ekonomi, sosial dan lingkungannya.

Dengan terpilihnya Nglanggeran di Ajang Desa Wisata Terbaik Dunia, Sugeng berharap hal tersebut menjadi dorongan semangat bagi Pengelola Desa Wisata.

 “Ini menjadi motivasi dan semangat kita untuk mengembangkan desa wisata di Indonesia lebih baik lagi. Dengan konsep Desa wisata yang sesungguhnya bukan merubah atau memindahkan kebiasan di desa. Serta menggali, mempertahankan dan meningkatkan potensi yang ada di desa masing -masing,” ungkapnya.

Sugeng menegaskan, Desa Nglanggeran menjadi Desa Wisata melalui proses dan tahapan-tahapan cukup panjang. Proses tersebut tidak bisa dilalui secara instan, akan tetapi Desa Wisata Nglanggeran dalam perjalan penuh tantangan yang dilewati. 

“Tidak instan, tetapi ini proses yang cukup panjang dengan lika-liku dan tantangan. Insya Allah Penghargaan itu akan datang ketika kita sudah siap dan benar-benar layak untuk mendapatkan penghargaan,” tegasnya. 

Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran

Dikatakannya lagi, karena penghargaan desa wisata tersebut terpilih dengan penilaian dari orang lain atau pihak dari luar. Proses tersebut tidak bisa secara instan, semua harus dilakukan tahapan demi tahapan, komitmen dan konsistensi menjadi satu kunci serta kolaborasi.

“Di dunia ini tidak ada yang instan. Semua harus berproses dan kita nikmati proses untuk bisa berkembang,” ujarnya.

Selin itu juga, pihaknya mengapresiasi Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif RI sebagai penghubung, pembina dan sekaligus motivator dalam mempersiapkan pendaftaran untuk mengikuti ajang di UNWTO tersebut meskipun cukup singkat. 

“Walaupun singkat, akan tetapi bisa berupaya untuk bersama-sama menyiapkan dalam pengusulan. Dan alhamdulillah hasilnya memuaskan, dan menjadi satu catatan bersama bahwa dibutuhkan kerja bersama, kolaborasi dan saling menjaga komitmen,” terangnya.

Camping Ground di Seputar Gunung Api Purba

Sugeng menambahkan, Pemerintah menjadi fasilitator dan regulator dalam pengembangan desa wisata, selanjutnya yang menjadi kekuatan adalah masyarakatnya. “Kita juga harus dan tidak boleh berpangku tangan. Masyarakat harus bergerak. Nglanggeran adalah contoh Bottom Up dan Top Down bertemu sehingga terjadi sebuah kolaborasi yang menarik,” pungkasnya.

Sebelumnya, selain Desa Nglanggeran, dua Desa lain yang menjadi duta Indonesia adalah Desa Tetebatu Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Desa Wae Rebo Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). (HH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *