Dalam waktu 4 tahun Desa Lendang Belo Berkembang Pesat Menjadi Daerah Tujuan Wisata Turis Mancanegara

Lombok Timur – Desa Wisata merupakan sebuah konsep pengembangan Daerah yang menjadikan Desa sebagai Destinasi wisata.

Pengelolaan seluruh daya tarik wisata yang tepat diharapkan dapat memberdayakan Masyarakat Desa itu sendiri. Sesuai dengan prinsip utama dalam Desa wisata, yaitu Desa Membangun.

Salah satu Desa Wisata yang berkembang pesat di Kabupaten Lombok Timur adalah Desa Wisata Lendang Belo, Kecamatan Montong Gading dengan luas wilayah 273 Ha, Jumlah penduduk 3.270 Jiwa dan 1.264 KK.

Desa Lendang Belo adalah salah satu Desa yang berada di kawasan kaki Gunung Rinjani dengan area terasering persawahan yang sangat luas dan indah dengan pemandangan Gunung Rinjani. Selain keindahan alam pedesaan yang ramah terdapat pula atraksi budaya berupa sanggar seni tradisional dan Event Tahunan.

Alam Pedesaan yang sejuk dan landscape yang strategis serta atraksi budaya berupa sanggar seni tradisional dan Event tahunan, Festival Dara Ngindang, Festival Peresean, adalah icon menarik bagi wisatawan setiap bulan Oktober, event tersebut dikerjakan oleh Pemuda dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Lendang Belo.

Desa Lendang Belo adalah pemekaran dari Desa Kilang Kecamatan Montong Gading. Pada tahun 2011 resmi berpisah dari Desa Kilang,

Pada tahun 2012, diadakan pemilihan Kepala Desa (Pilkades), terpilih H. Surya Jaya dan dilantik secara definitif sebagai Kepala Desa yang pertama memimpin Desa Lendang Belo periode 2012-2018.

Setelah berhenti sebagai Kades, H. Surya Jaya, selanjutnya mengembangkan Pariwisata di Desa Lendang Belo. Pada awalnya hanya hobi menata taman bertujuan untuk memperindah kawasan rumahnya, namun seiring waktu menjelma menjadi kawasan Bello Bungalow.

Menurut H. Surya yang juga tokoh pemekaran wilayah Desa Lendang Belo, bahwa menjadikan Desa Lendnag Belo sebagai Desa Wisata bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. “Mengembangkan kawasan wisata di Desa Lendang Belo bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, mengatasi pengangguran dan keamanan, yang lebih penting lagi melestarikan Alam, lingkungan dan Sumber daya, serta memajukan Kebudayaan,” tuturnya.

Desa Lendang Belo merupakan salah satu bentuk penerapan Pembangunan Pariwisata berbasis Masyarakat yang berkelanjutan. Kurang dari 5 tahun Desa Lendang Belo berkembang pesat menjadi daerah tujuan wisata (DTW) di Lombok Timur.

“Ini adalah anugerah yang luar biasa (yang semula daerah Lendang Belo tidak diperhitungkan menjadi kawasan wisata), kini karena tangan dari Pak Ahyak Mudin atau Tuan Guru Pariwisata (TGP) terus menerus memberikan bimbingan, kepada masyarakat sehingga terwujudlah Desa Wisata Lendang Belo,” sebut H. Surya.

Terbukti, Kata H. Surya, hanya 4 Tahun, sejumlah penginapan telah berdiri, di antaranya Bello Bungalow (H.Surya) Villa Langit (Riadus Sholihin/Kades Lendang belo), Frinden Huise ( Meries E Muhamad), Kebon Doe ( Pardan), Muni’s Terrace Homestay (Asmuni), Tantih Homestay (Sunardi) dan yang masih dibangun Dian Nata Homestay (H. Kamal).

Di tempat yang sama TGP Ahyak Mudin, kepada massmedia menjelaskan, bahwa Desa Wisata Lendang Belo ini mulai dirancang pada tahun 2019, dan awal 2020 mulai Promosi namun karena adanya pandemi covid 19 sehingga terhalang. Tahun 2021 mulai kamar- kamar terisi oleh tamu-tamu asing dan puncaknya pada tahun 2022 dengan adanya MotoGP, tamu berdatangan baik tamu lokal Indonesia maupun tamu mancanegara.

Pada tahun 2023 mulai kelihatan peningkatan yang signifikan baik dari sisi jumlah kunjungan maupun investasi. Terlihat dengan adanya investor untuk membangun akomodasi standar Internasional. Tahun 2024 Desa Lendang Belo mulai dilirik, baik itu di Gili Trawangan, Kuta maupun Senggigi terutama para guide untuk mengajak tamunya ke Desa Lendang Belo.

“Di sisi lain nilai tanah di sini melonjak, yang dulunya tidak begitu berharga dan sekarang nilai jualnya bisa tiga kali lipat dari harga semula. Ini adalah menggambarkan Desa mulai maju,” kata TGP.

Desa Lendang Belo sangat strategis dilihat dari titik koordinat. Misalnya dari Google ada di tengah, sangat diuntungkan. Dicontohkan oleh Ahyak, bila tamu yang menginap di sini dan mereka mengadakan trip perjalanan kunjungan ke destinasi wisata, semua perjalanan dengan durasi kurang lebih satu jam.

“Misalnya dari sini ke Kuta, ke Gili Trawangan, ke Sembalun menghabiskan waktu kurang lebih satu jam, sehingga tingkat huniannya disini akan tinggi bisa 3 sampai 5 malam, bagi tamu yang tinggal disini tentu akan lebih hemat,” tegasnya.

Ahyak optimis dalam beberapa tahun ke depan, Desa Lendang Belo akan sejajar dengan Desa-Desa Wisata lainnya yang sudah lebih dulu maju. “Dengan adanya kunjungan tamu dari Eropa, Asia Timur, Amerika Latin Australia dan Singapura, dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan dengan akselerasi yang sangat cepat, didorong oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata, BPPD dan Komunitas Pariwisata lainnya. Dengan begitu, saya optimis, Desa Lendang Belo bisa sejajar dengan desa-desa wisata lainnya yang telah maju,” tutupnya. (Asbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *